Berbagi.

193K 24.6K 3.7K
                                    

ketik bulan lahir kalian

ketik bulan lahir kalian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy Reading.

Sephora mengedarkan pandangannya, rumah bergaya minimalis ini terlihat asri dengan adanya berbagai tanaman hias di halaman depan. Sepertinya kakak ipar Agarish satu perguruan dengan Friona.

Agarish membuka pintu rumah yang sudah setahun ini ia tempati dan mempersilahkan Sephora masuk terlebih dulu.

"Ada ortu lo juga?"

"Nggak, tadi pagi mereka udah balik ke Jogja. Mereka kesini cuma ambil rapor sekalian dateng ke pesta calon mantu," Agarish menjelaskan sambil menutup pintunya dan menggiring Sephora ke bagian ruang makan, disana keluarga kecil kakanya sudah menunggu.

"Sorry ya, pasti mama aneh-aneh deh." Sephora meringis sungkan, takut Agarish dan teman-temannya tak nyaman dengan tindakan Friona.

Sejak dini Friona menanamkan pada Sephora bagaimana menunjukkan rasa hormat pada sesama, tetapi juga harus sangat selektif saat memilih lingkungan pergaulan.

Jika mengenal anaknya, Friona juga harus mengenal orangtua mereka. Selain menjaga silahturahmi, dapat mempermudah pengawasannya. Tak heran, saat di pesta kemaren banyak orangtua sahabat dan teman-teman Agarish yang datang.

"Gak 'lah. Orang tua gue juga nggak keberatan. Lo denger sendiri 'kan kemaren, mereka nyerahin urusan nilai gue sama lo. Berarti lo harus makin rajin ngerjain tugas-tugas gue, Ra."

"Yang ada gue makin pinter, lo tetep disitu, bodoh."

"Lah, mangkannya gue macarin lo, Ra. Buat memperbaiki otak keturunan gue."

"Ck, ogah!"

Tangan Agarish terulur dibelakang kepala gadis itu dan membuat gerakan mengangguk. "Mulut sama otak lo nggak singkron, Ra."

"Ngarang." Sephora cubit gemas perut roti sobek Agarish yang sekarang ontheway menjadi roti kukus karena tak sabar menyuapi Sephora, tak terasa cowok itu yang memakannya lebih banyak.

Agarish mengelus perut bekas cubitan Sephora. Sepertinya ia harus kembali rajin berolahraga. "Awas ya lo entar enggak habisin makanannya. Lo sehat aja bikin repot apalagi sakit."

"Ya lo 'nya juga sih selalu ngasih porsi diatas porsi gue makan," balas Sephora tak mau kalah.

Atta dan Hanna yang sudah menunggu keduanya di meja makan menggelengkan kepala. Pada pertemuan pertama, keduanya disuguhi dengan perdebatan kekanakan itu.

 "Gitu itu kalau anak bungsu ketemu anak tunggal," celetuk Atta sambil terkekeh.

 -----

Selesai makan siang bersama, kini Sephora duduk beralaskan karpet bulu tebal bersebelahan dengan Gala-keponakan Agarish yang masih berumur empat tahun. Bocah kecil itu terlihat anteng menikmati acara TV yang menayangkang kartun anak Dora the Explorer.

Gala, bosen nih. Ganti spongebob ajalah," kata Sephora.

"No."

Sephora memutar bola matanya jengah, ia menoleh ke arah Agarish yang tengkurap di atas sofa tepat di belakangnya, asyik pada game di ponselnya.

Sephora yang pada dasarnya kaku jika berhadapan dengan anak kecil, berulang kali menjahili Gala. Mulai dari onn-off  televisi melalui remot yang ia sembunyikan dan tak henti-hentinya merecoki batita itu. "Mana ada Monyet bisa ngomong, bohong banget," kompor Sephora.

"Tak Saphiiii hiem!"

Agarish terkekeh mendengar bagaimana keponakan yang masih belum jelas bicara itu memanggil nama Sephora. "Diem pi, sapi."

Gala yang kesal dengan gangguan Sephora, akhirnya berjalan menuju dapur, menyeret kursi lalu menaikinya. Membuka pintu kulkas, ia mengambil satu cup besar ice cream.

"Nih, diem!" Gala menyodorkan ice cream miliknya lengkap dengan sendok kehadapan Sephora, berharap kakak perempuan yang tidak secantik Blackpink itu diam, karena biasanya Hanna juga melakukan cara seperti ini agar ia menurut.

Sephora tersenyum puas, dengan senang hati ia menerimanya. "Ok, diterima."

Agarish menoyor gemas kepala pacarnya itu. "Bisa-bisanya ya lo."

Sephora hanya tertawa, ia menyodorkan satu sendok Ice cream ke mulut Agarish yang disambut baik cowok itu.

"Ra, lo kalau ada masalah itu cerita. Jangan dipendem sendiri," kata Agarish. Menarik Sephora untuk duduk di sebelahnya. Beberapa kali ia memergoki Sephora melamun tak seperti biasanya.

"Gue nggak mau bebani orang lain."

"Gue rela lo bebani, Ra," kata Agarish sungguh-sungguh.

"Ck, jadi lo anggep gue beban?"

Ck, jadi lo anggep gue orang lain, hahh?" tanya Agarish tak kalah ngegas.

Sesaat pandangan mereka bertemu untuk beberapa detik, hingga suara tawa keduanya memenuhi ruangan tersebut. Gala sendiri memilih tak peduli dan  fokus menjawab pertanyaan dimana letak peta.

Maunya mengabaikan, ternyata tetap kepikiran, itu yang saat ini Sephora rasakan.  Perasaan sedikit bersalah pada Adrian atas keributan yang terjadi kemaren. Seharusnya ia lebih bisa tenang dan tidak terpancing.

Kedatangannya dalam keadaan basah kuyup membuat Friona murka pada Adrian dan menganggapnya lalai menjaga Sephora. Friona mengancam tak akan memperbolehkan Adrian menemui Sephora lagi jika ia masih berusaha mendekatkan anaknya pada keluarga barunya itu.

Saat Adrian sudah pulang. Niat hati Sephora menjelaskan agar Friona tak salah paham dengan Adrian, malah berujung ia harus mendengarkan omelan Friona berjam-jam hanya karena mamanya khawatir yang  ia ambil bukan minuman dingin tapi kuah panas.

Agarish yang tak ingin memaksa kembali merebahkan dirinya di sofa, kakinya ia taruh di atas paha Sephora melanjutkan gamenya. Tapi suara Sephora membuatnya mengurungkan niatnya, ia kembali duduk di sebelah gadis itu.

"Bagus kalau lo masih ngerasa bersalah. Kalau gengsi minta maaf sekarang, yaudah tunggu aja lebaran itupun kalau masih ada waktu," komen Agarish setelah selesai mendengar ratapan hati Sephora. Ia mengambil ahli sendok dan menyuapkan ice cream sesendok besar ke dalam mulut cewek itu.

"Ih, Aga!"

***

(Repost 02 Des 2023)

Ada yang pernah di posisi Agarish, denger curhatan orang terdekat tapi gak tau gimana harus nanggepin dan ngasih dukungan ke orang itu? padahal aslinya peduli pakek banget.

Ada yang pernah di posisi Agarish, denger curhatan orang terdekat tapi gak tau gimana harus nanggepin dan ngasih dukungan ke orang itu? padahal aslinya peduli pakek banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FREE STYLEWhere stories live. Discover now