32. 🔗Comeback🔗

Start from the beginning
                                    

Karena sudah kenyang, Nisnus tidak memesan apapun. Terang-terangan dia melihat bagaimana cara Al makan, entah kenapa saat kepedesan kadar kegantengannya berubah 180 derajat.

"Mau nasi kucing Gak?" tawar Al dan dihadiahi gelengan Nisnus.

Merasa tidak ada yang aneh, Al hanya melanjutkan makannya yang entah kenapa terasa enak berkali-kali lipat.
Tanpa sadar sedari tadi Nisnus menatapnya bak dewa Zimbabwe. Padahal hanya sebungkus nasi kucing, tapi Al sangat menikmatinya. Sekarang, dia harus banyak bersyukur pokoknya.

Nisnus kira sebungkus nasi kucing itu, nasi yang berisi daging kucing yang dicincang-cincang. Itu kenapa dia sangat tidak suka makanan satu ini, padahal kesukaan setuja umat anak angkringan.

Setelah menyelesaikan makanannya, buru-buru Al membayarnya. Sepertinya dia baru sadar kalo udah telat cukup lama.

"Kembaliannya ambil aja Mang, Abi pamit dulu. Assalamu'alaikum."

Nisnus mengikutinya dari belakang dan langsung duduk di boncengan. Benar dugaannya, Al menancap gas motornya dengan kecepatan tinggi. Dari tadi gugup ditambah tubuhnya yang ingin melayang semakin membuat jantungnya jatuh di aspal.

Butuh keberanian besar, pelan tapi pasti Nisnus melingkarkan tangan mungilnya di perut Al. Jelas jika mendapat perlakuan seperti itu dari lawan jenis membuat Al tegang seketika. Dia juga laki-laki normal. Bak kucing yang dipancing dengan ikan asin pasti akan terpancing. Susah payah agar dia tetap menormalkan desiran di tubuhnya ini.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Sesampainya di Ganesha Bimbel, Al dan Nisnus langsung lari menuju ke kelas karena sudah terlambat lima belas menit.

Tok tok tok

Karena tak ada sahutan dari dalam, dengan tidak sabar Al membuka pintu. Bahkan kegiatan belajar mengajar otomatis terhenti karena kedatangan Al dan Nisnus.

Dari bangku depan, sampai-sampai Icha dibuat kagum hingga melongo karena sosok cowok yang baru aja datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari bangku depan, sampai-sampai Icha dibuat kagum hingga melongo karena sosok cowok yang baru aja datang. Sada Al datang tidak sendiri, senyumnya justru luntur kebawah dan tanpa sadar mengerucutkan bibir imutnya.

"Assalamu'alaikum."

Terhitung udah dua kali Al dan Nisnus tersindir kerasa gara-gara lupa  salam. Padahal setau Al, ucap salam hukumnya sunnah sedangkan jawab salam baru wajib. Dia lupa ucap salam dan gak disengaja, dimana coba letak kesalahannya.

Keduanya sudah jengah dan ingin sekali cepat mendaratkan ke kursi. Dengan senyum dipaksakan. "Wa'alaikumsalam."

Satu kerusuhan belum selesai, muncullah bibit rusuh yang baru. Kalo dalam peribahasa tuh, hilang satu tumbuh seribu.

Dari bangku belakang, Nino datang dengan lagak seperti fans bertemu idol. Mana larinya ngiprit banget.

"Wagilasih seliran gw udah dateng nih. Ayang Beb Nus Yuhu...."

"Satu comeback, datang seribu. Asik ah ada cinta segilima ini mah," celetuk Indah diiringi tepuk tangan meriah sekelas.

"Woi selebnya Ganesha udah comeback dari koreyah, sediain red carpet dong," kali ini Ayu yang heboh sambil menggedor-gedor meja.

Bisa dibayangkan ramainya kelas ini, pasar senin aja kalah sama blok disini. Yang jadi objek pembicaraan malah bengong aja. Tungkai Nisnus aja udah lemes sejak tadi, ditambah penyambutan yang absurd.

Saking frustasinya, Pak Jojo malah dengan santainya duduk di kursi nungguin anak didiknya peka. Gak mungkin beliau duduk diam aja, pasti beliau udah streaming MV Blackpink yang seksi itu.

Merasa kelas sudah aman tenteram, Pak Jo menyudahi kegiatannya.

"Udah? kalian udah cocok jadi agen lambe dower."

"Aduh Pak damagenya kena sampai tulang rusuk aku. Damn," balas Nino sok dramatis.

Otomatis sekelas langsung menyoraki aksi Nino barusan, muka Nino emang cocok jadi penonton bayaran. Kata Pak Jo gitu sih, emang mulut beliau rasa royco. Sensasi pedasnya terasa, sebelas dua belas sama Al.

"Duduk," ucap Pak Jo singkat menoleh ke arah Nisnus.

Merasa tak dianggap, Al harus protes. "Loh saya gimana Pak?"

"Ya kamu duduk, dasar tidak peka."

Seisi kelas dibuat tertawa sama omongannya Pak Jo. Napas aja beliau masih lucu.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Nisnus lari terbirit-birit ke tempat duduknya yang diikuti oleh Al. Di bimbel ini, Nisnus cukup dekat dengan Ayu. Hanya Ayu saja, perlu diberi tanda kutip.

"Jangan lupa sepulang bimbel, kalian temui Bu Ningsih di Kantor," lanjut Pak Jo lalu kembali fokus dengan materi.

Baru aja bisa napas lega, eh udah datang lagi masalah baru. Nisnus juga pengen hidup tenang kayak temannya yang lain. Jujur, dia merasa tertekan berada di tempat bagai neraka.

Tidak peduli jika dia dibilang lebay, tapi sedari dulu belajar merupakan kelemahannya. Wajahnya berubah lesu, mau tak mau dia harus ikut bimbel hari ini sampai selesai.

To Be Continued🧚‍

*Al masih anak es em aa :'x

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Al masih anak es em aa :'x

- Author Note -

Kira-kira Nisnus mau diapain ya di ruang kantor?

Gimana sama part ini?

Yuk 1 vote dari kalian udah bikin aku seneng. Walaupun sekedar tulisan, tapi tetep bermakna kok.

Mau 2021 ya?

cepet banget, yuk boleh banget follow ig bubu, @Sekararrm__
Makasih, stay safe!

#SalamCihuy✨

BIMTA [COMPLETED✓]Where stories live. Discover now