32. 🔗Comeback🔗

Start from the beginning
                                    

Terlihat sosok cowok seperti pangeran tampan serba hitam, seperti pemain drakor yang lagi hits sekarang ini. Gitu-gitu Nisnus cukup update sejenis ini, apalagi drama True Beauty.

"Sepuluh menit gw nunggu kayak orang Dongo Nis," semprot Al dengan muka datarnya.

Seharusnya yang pantas marah itu Nisnus karena nunggu hampir setengah jam. Tapi kenapa Al disini yang marah udah kayak cewek dateng bulan.

Tak mau ambil pusing, Nisnus langsung naik ke boncengan tak lupa memakai helm.

Seperti biasanya Al tipe orang yang diam bak patung saat sedang mengendarai motor, kalau mobil belum tahu. Angin sepoi mampu membuat kulit putih Nisnus meremang-remang. Rambut pirangnya bahkan sudah berterbangan kesana kemari karena terkena terpaan angin sore ini.

Dalam-dalam dia menghirup udara segar, ya Nisnus sangat suka dan bahagia. Menurutnya bahagia itu sederhana, yang ribet ya kaliannya.


Tanpa disadari Nisnus, Al memberhentikan motornya tepat di warung angkringan yang sepertinya baru buka. Jelas Nisnus bingung, tujuannya kan mau berangkat bimbel. Kenapa Al mengajaknya kesini, jangan bilang mau diajak bolos lagi.

"Tidak Rhoma, Ani baru aja baikan sama Ayah kemarin!" batin Nisnus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak Rhoma, Ani baru aja baikan sama Ayah kemarin!" batin Nisnus.



Tidak mau pingsan karena memendam penasaran, akhirnya dia menanyakannya kepada Al. "Ngapain kesini sih?"

"Ya makan, gua belum makan dari tadi pagi. Lo tau sendiri kan kalau laper otak gw kosong kayak otak lo."


Nisnus tidak kaget sama sekali, pantes omongannya kayak cabe rawit sekilo yang rasanya pedes setara dengan bubu cabe Royco.

Setelah kata pedasnya terlontar, dengan santainya Al berlalu begitu aja ke bangku yang disedikan dan ikuti Nisnus dibelakangnya.

"Punten Mang," ucap Al sopan lalu memberikan kode kepada Nisnus agar duduk disebelahnya.

Mamangnya tersenyum simpul. "Assalamu'alaikum."

Merasa tersinggung, Al hanya tersenyum kikuk. "Wa'alaikumsalam."

Kali ini Nisnus tidak bisa menahan tawanya, dan pecah begitu saja. Al mah hanya cuek-cuek bebek aja, lalu dia mengambil tiga bungkus nasi kucing dan dua tusuk sate untuk melengkapi santapannya.

BIMTA [COMPLETED✓]Where stories live. Discover now