23. Kenapa?

70 37 10
                                    




Jika ada kesalahan kata atau kalimat yang kurang pas, bisa komen untuk beritahu.




*****

"Denger dari mana?"

Tidak tinggal diam, Alka balik bertanya. Heran dengan teman-temannya yang asyik menyimpulkan sesuatu tanpa berpikir panjang dahulu.

"Itu, kata Kalin. Katanya yakin seratus persen," Adrian memilih jujur, tapi tidak dengan taruhan mereka.

"Kenapa Lo dengerin? Udah tau Kalin gak waras," Alka bercanda, dalam hatinya Kalin tidak seburuk itu.

Di tengah panjangnya koridor sekolah, banyak siswa berlalu lalang termasuk mereka berdua. Tidak sengaja bersisian serempak di parkiran motor. Dan tumbennya, Alka tidak menjemput Sani pagi ini. Awal mula Adrian tercetus untuk bertanya perihal kemarin. Hubungan cowok itu.

"Jadi cewek yang kemarin itu bukan gebetan Lo?"

Alka mengernyit "tau dari mana? Lo liat gue ya?"

"Yaiyalah, ada mata juga fungsinya buat ngeliat."

"Ngeliatin bokong bulat maksud Lo?" Alka terkekeh.

"Gue serius, aelah."

"So, jadi Lo kemarin ngintilin gue?"

"Ngapain, kayak kurang kerjaan. Mending kata Lo tadi, ngeliatin cewek. Ada faedahnya mata gue sehat."

"Ceweknya yang gue gandeng kemarin maksud Lo?"

"Boleh juga, tapi bener nih dia bukan siapa-siapa Lo? Kalau bukan, minta nomor telponnya dong. Pasti ada kan?"

Alka seharusnya tidak risih lagi akan hal ini. Tentang kelakuan teman sebejatnya.

Tidak memakan waktu lama, mereka sudah sampai di bangku kelas, duduk di meja masing-masing. Adrian teman sebangkunya toleh kearahnya. Kedua anak kembar belum datang, atau lebih memilih bolos hari ini.

"Mana?"

"Dia mantan gue, masih mau Lo?"

"Lo kok gak bilang?! Jadi kalian balikan lagi kemarin? Cinta lama bersemi kembali lagi nih ceritanya? Sani mau Lo kemanain Ka?" Cowok itu terlihat panik atau lebih tepatnya kaget, tanpa alasan yang jelas. Alka merasa Adrian bertambah gesrek.

"Lo tuli ya, gue bilang dia mantan gue bukan malah ngajak balikan," Alka tekankan.

Adrian tergugu, mungkin baru tersadar akan tindakannya.

"Jadi aman nih? Gue pinta nomor telponnya?"

Alka sedari tadi sudah sibuk dengan buku. Bukan sok rajin, tapi malah makin memperlihatkan bukti kemalasannya. Dia sedang mengerjakan pr yang disengaja ia tidak buat di rumah. Malas. Lebih baik disini, setidaknya lingkungan disekitarnya tidak sepi.

"Hm, cek aja di handphone gue, namanya Rinda."

"Wei, bonus diberitahu nama," Adrian semangat merogoh saku celana Alka, mengambil benda pipih modern.

AlkaSaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang