15. Es Krim dan Kamu

95 43 6
                                    


Vote sebelum baca💜


*****

"Lo mau es krim?"

Melihat Sani yang sedari tadi menoleh ke tukang penjual es krim lembut di sebrang jalan itu, Alka berfirasat bahwa Sani menginginkannya.

Setelah mereka habis berjalan-jalan santai di sekitaran alun-alun kota, dan sudah menghabiskan beberapa makanan yang di jual para pedagang  kaki lima, bisa saja sebuah hidangan penutup yang Sani inginkan adalah es krim.

Cewek itu terus diam, tidak lama kemudian melirik ke arahnya.

"Boleh?"

Mendengar pertanyaan itu, sungguh membuat Alka heran. Siapa yang berniat melarang Sani untuk jangan memakan sebuah es krim. Tentu saja boleh.

"Boleh, beli aja semau lo, entar gue yang bayar."

Sekejab itu wajah Sani berubah menjadi sumringah. Mungkin, cewek itu memang sudah lama tidak makan es krim, jadi senengnya kayak gitu. Alka tersenyum maklum.

Taman yang sedang Alka kunjungi saat ini terpantau ramai, banyak yang sedang menghabiskan waktu bersama keluarga ataupun pacarnya disini untuk menikmati hari sore yang menyenangkan. Manapula, kawasan ini sudah dari dulu selalu ramai apabila menjelang matahari tenggelam, sinar-sinar senja dari benda langit yang biasa orang gambar berwarna kuning itu, memang memiliki caranya tersendiri untuk menarik mata-mata agar melirik dan memperhatikannya. Syaratnya, harus sebentar saja.

Rupanya Sani sudah selesai, Alka cepat-cepat membayar ke tukang es krim itu dan mengajak Sani untuk duduk di bangku yang telah tersedia di taman itu.

"Gue beliin juga buat lo. Mau? Kalau enggak, buat gue aja."

"Ambil aja, abisin."

Hari ini, tujuan Alka akhirnya terkabulkan, menghabiskan waktu menjelang malam bersama Sani. Orang tercintanya. Melihat Sani yang lebih 'anteng' padanya dan sepertinya bahagia sekarang, itu semua sudah cukup bagi Alka. Karna dengan itu, dia juga ikut bahagia.

"Makasih buat hari ini," ujar Alka di sela-sela dirinya yang sedang menatap Sani.

"Hm," cewek di sebelahnya merespon seadanya karna dia sibuk menghabiskan dua es krim yang berada di tangannya. Tampak kerepotan, Alka mendesis.

"Gue bantuin aja, kayaknya lo keribetan."

Sani tersentak dan melongo, dengan santainya cowok itu mengambil satu es krim miliknya. Apa dia bilang? Keribetan? Kata-kata dari mana itu?

"Ish! Kok di ambil?! itu udah bekas gue, lo gak jijik?"

"Jijik? Enggak, ini enak, apalagi bekas lo."

Tanpa memperdulikan Sani yang sudah salah tingkah mendengar penuturannya, Alka selow saja bersandar pada bangku sembari memakan es krim hasil jajahannya. Dia dengan sengaja menyampirkan tangannya di bahu Sani, merangkulnya dan menarik cewek itu hingga semakin dekat dengannya.

Sani bertambah salah tingkah, sedikit gugup duduk sedekat ini di samping Alka. Mencoba acuh, Sani pokus kembali pada es krimnya.

"Lo tau nggak? Persamaan lo sama es krim itu apa?"

AlkaSaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang