26. Pertahankan

72 22 11
                                    

Disini Agrar  = Ra
Biar simpel. Bab sebelumnya juga bakal di revisi biar gak bingung.

Vote sama Comen-nya Jan lupa.



*****

"Lo denger gak katanya kemarin ada pembullyan di gudang belakang sekolah?"

Alka mendongak di sisa-sisa makanan nya sebentar lagi habis. Alisnya mengkerut tidak tahu dan menggeleng menjawab pertanyaan Kelin.

"Pagi tadi heboh banget gosipnya ampe gue yang lagi ngorok ke ganggu. Gak ada akhlak tukang gibah di kelas, suaranya kayak toa semua, pada nyebarin bau jigong lagi," protes Kelin tidak tau malu.

Orang di depannya malah bersikap tidak peduli, kicauan Kelin seakan lalu bagai angin. Alka memilih minum sebotol air di meja. Melegakan tenggorokannya sehabis makan.

"Siapa yang di bully?"

Akhirnya Alka berniat meladeni, topik yang dibahas Kelin cukup menarik baginya untuk dibicarakan.

"Itu yang bikin gue penasaran juga, semua orang pada gak tau pasti siapa yang dibully dan pelakunya siapa. Tapi gue denger-denger si Zion kakak kelas kita ikut nimbrung."

"Zion?" Alka cukup kaget ketika mendengar nama Zion di sebutkan. Apa perihal yang membuat kakak dari cewek yang ia sukai itu masuk dalam masalah ini? Gibah ini semakin menarik.

"Bukan pelakunya ya. Zion itu udah terkenal jadi anak teladan di sekolah sejak dia pindah, jadi menurut gue bukan dia yang bully. Infonya juga enggak jelas, ada yang bilang kalau pelakunya itu Rebecca. Gue rada gak yakin kalau itu dia. Walaupun bener, bukan urusan gue juga." Kelin menggidikkan bahu.

Dan sekarang Rebecca? Alka merasa ini seperti bukan sebuah kebetulan semata. Ada yang tidak ia ketahui disini.

"Yang di bully cewek atau cowok?"

"Cewek kek nya, masa ia cowok. Kalau memang Rebecca yang bully kan gak mungkin..." Kelin diam sebentar. "Lo tau lah."

Alka mengangguk paham, walaupun dia masih cukup penasaran dan tidak begitu mengerti Alka memilih diam dan tidak usah ikut campur dalam urusan yang bukan melibatkan nya.

Takutnya nanti hanya akan membawa masalah baru untuknya sedangkan hubungan dia dengan Sani sekarang saja belum jelas. Begitu banyak hal yang tidak ia ketahui tentang Sani.

Alangkah baik jika dia saat ini merencanakan sesuatu untuk hubungan mereka kedepannya?

Waktu Alka sebentar lagi akan habis, jika dia tidak memanfaatkannya sekarang ini dan ternyata gagal membuat Sani jatuh cinta padanya, semua perjuangan Alka selama ini akan sia-sia.

Dan dia tidak ingin itu terjadi.

"Malah ngelamun Lo. Gak kepikiran gitu mau baikan sama Adrian? Diem-dieman kek orang lagi kasmaran. Mentang-mentang jomblo jangan temen sendiri yang Lo embat Ka. Efek ditolak Sani nih kayaknya."

"Bacot Lo," Alka beranjak dari kursi, meninggalkan Kelin seorang diri di sana.

"Woy njing! Jangan main tinggal Lo Ka! Bakso Lo belum di bayar njir!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlkaSaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang