123.48 Adyatama

40 12 5
                                    

"YANG PALING LAMA TAHAN NAPAS DAPET TRAKTIRAN YA?!"

"GAS!"

"NA! LO JADI SAKSI YA?!"

Kanara mendongak--mengalihkan pandangannya dari buku tebal miliknya--lalu menatap Harris dan Haidar dengan wajah malas.

"Kalian jangan berenang lama-lama. Luka pada belum kering kok sama-sama sok ngide buat renang."

"Ini tuh refreshing Na! Pusing tau gue liat tulisan sama angka-angka mulu."

"Gimana kalo taruhannya di ganti? Kita lomba dari ujung ke ujung, ya wasit nya tetep Na. Yang kalah harus traktir makan siang! Gimana?!"

"Gas! Na ayo ikut lah! Cemen banget lo!"

Kanara mengangkat bukunya tinggi-tinggi, "BESOK UJIAN YA KAMPRET! NILAI GUE NGGAK BOLEH TURUN!"

"AMBIS LO MONYET!"

"MODELAN KALIAN KAYAK GAK AMBIS AJA BASAT!"

"ENGGAK YA!"

Kanara menurunkan bukunya lalu mencibir. "Liat aja, pasti peringkatnya pada ngikut 10 besar. Babi emang." Kanara kembali fokus pada bukunya sampai tidak menyadari jika ada sosok lain yang datang lalu duduk di kursi sebelahnya.

"Ternyata kamu disini. Saya menelpon berulangkali, tetapi sepertinya ponsel kamu tidak aktif." Kanara menolehkan kepala dengan cepat begitu mendengar suara familiar dari arah kanannya.

Matanya menangkap sosok dibalut kemeja hitam dan celana sewarna, rambutnya tertata rapi, khas seorang pekerja kantoran yang menghabiskan hampir setengah waktunya di perusahaan. Siapa lagi kalau bukan Rakshan, sekertaris pribadi nya.

"Astaga, kaget kak, aduh itu, soal ponsel sengaja gue matiin kak emang. Maaf ya kak, gue suka lupa kalo sekarang punya tanggung jawab lain yang sebesar itu. Kenapa kak?"

Rakshan tersenyum, "tidak apa, saya mau memberikan berkas ini. Tapi sepertinya saya taruh saja di ruang kerja kamu saja ya," Kanara buru-buru menggeleng, "ah, gapapa taruh sini aja kak, maaf ya jadi ngerepotin kakak."

"NA! HAIDAR TRAKTIR MAKAN SIANG! CEPAT AMANKAN DOMPETNYA NA! BIAR NGGAK ALASAN!"

"DUIT GUE KEMARIN EMANG TINGGAL 50 REBU ANJIM YANG CASH!"

Kanara menghela napas lelah, "naik dulu coba kalian berdua, terus ganti baju. Luka kalian belum kering!"

Dua sosok yang ada di kolam renang akhirnya menolehkan kepala mereka ke arah Kanara. "KOK KAK BAS BERUBAH?!" Harris menunjuk Rakshan dengan mata melotot tidak percaya.

"KOK KAK BAS MUKANYA JADI KALEM?!"

Kanara tersenyum masam lalu menatap Rakshan,"maaf ya kak, temen gue kalo ngomong suka ngerasa kayak di hutan."

Rakshan terkekeh pelan lalu sorotnya berubah menjadi panik, "tidak ap--kamu mimisan!"

—00—

Trinngg! Sembilan tepat, sembilan tepat. Segera tutup buku dan istirahat.

Kanara meluruskan kepalanya seraya menutup buku catatan miliknya seraya menguap. Sedikit melakukan peregangan pada lehernya yang terasa kaku, Kanara berdiri lalu mendekati alarm yang mengingatkan dirinya untuk tidur.

Di musim ujian seperti minggu ini, selain terus belajar, Kanara juga harus tetap menjaga kualitas tidurnya tetap bagus, setidaknya dia tidak akan drop di pertengahan ujian.

Kanara merebahkan tubuhnya, menaruh ponselnya pada balas terdekat lali menarik selimut.

Drrrt

Atau setidaknya mulai sekarang dia akan kehilangan kualitas tidurnya.

Meredup [00line]✓✓Where stories live. Discover now