1.1 Sang Bagaskara

385 36 32
                                    

"Haidar, lo satu di antara seribu."
-Kanara


-00-
Haidar membuka pintu di depannya lalu menghela napas kala mendapati sosok yang dia cari masih bergeming di dalam selimut.

"BANGUN KANARA! KITA KESIANGAN ANJIR!"

Dibelakang cowok itu, Harris hanya menatap sekilas ke depan sebelum akhirnya merangsek masuk dan mendekati Kanara. Disibak selimut yang menutupi kepala Kanara lalu berbisik di sebelah telinga gadis itu dengan se-deduktif mungkin.

"Mau bangun atau butuh morning kiss dulu?"

Tanpa Harris kira, sebelah tangan Kanara dengan cepat meraup beberapa rambutnya lalu menarik kepalanya makin mendekat. "Dar, gue bunuh temen lo yang satu ini boleh kan?" Kanara bertanya dengan nada parau dan serak.

Haidar tertawa renyah, "habisin aja udah Na. Mampusin aja!" Harris melayangkan tatapan sinis pada Haidar sebelum akhirnya merengek. "Rambut Gue Na! Aduh aduh ampun! Nanti gue mengalami kebotakan kalo lo jambak begini!"

Kanara melepas jambakan lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Harris menarik kepalanya menjauh dari jangkauan Kanara lalu melipir duduk di kursi belajar gadis itu. "Temen kita yang satu ini makin hari kok makin ganas sih Dar?!"

"Keseringan main sama Raka emang si Na. Jauhin lah, pembawa dampak maung dia tuh!"

Kanara terkekeh dengan parau, "gue cepuin nih ya?!"

Haidar melempar handuk tepat pada muka Kanara sembari mengumpat lalu duduk di single sofa di depan televisi. "Tai cepu amat lo! Mandi sono anjir! Buru!" Kanara memutar bola matanya malas lalu menatap sekilas ke arah punggung Haidar yang terbalut seragam putih. "Lepas atasan baju lo, ganti yang baru dan lo Ris, sikat gigi lagi! Mulut lo masih bau alkohol."

"Hah?"

"Kena darah bego!" Sembur Harris seraya memutar bola matanya jengah. "Na tapi gue udah sikat gigi empat kali loh!"

"Lo ngapain ikut nyaut Harris anjeng?!"

"Gausah ngegas lah asu!"

Kanara menguap lalu berjalan acuh masuk ke kamar mandi, membiarkan kedua temannya berdebat mengenai siapa yang paling ngegas.

Haidar akhirnya mendengus lalu membuka satu persatu kancing baju miliknya sementara Harris spontan berdiri dan melangkah keluar dari kamar untuk mencari kotak p3k. Diam-diam Haidar meringis kesakitan saat tangannya mencoba meraba luka yang ada di bagian punggungnya. Laki-laki itu lantas menghela napas dan berdehem lalu mengalihkan perhatian pada televisi di depannya.

Sekali lagi Haidar menghela napas berat lalu berusaha menarik senyum samar, berusaha menguatkan diri.

Ting!

Ting!

Ting!

Babu Darren valid no debat (9)

Ndrasu
Skip kagak? Gue enggak yak, Aru ngotot ngajakin masuk sekolah

Aksasu
Belum ada status udah bucin aja lo kampret. Gue skip, mau main bola

Sungai
Skip

Ndrasu
IKUT DONGG! GUE LAMA UDAH GAK MAIN BOLA ANJIM

AnaknyaPakRendra
Skip mulu, pantes tolol

Aksasu
Sombong lo anjing! Gar bantai gar peringkatnya! Kalahin biar mampus!

Meredup [00line]✓✓Where stories live. Discover now