123.39 menyadari?

56 11 17
                                    

"Suit! Yang kalah dia yang nyetir!" Harris menaruh kunci mobil miliknya di atas meja makan diantara dirinya dan Haidar.

"Itu mobil lo, lo aja sih yang nyetir." Jawab Haidar malas seraya kembali fokus pada ponsel miliknya.

"Gue mau menikmati pemandangan kota."

"Alasan ditolak karena nggak masuk akal."

"Babi!"

"Udah-udah nanti gue yang nyetir, nikmatin dah pemandangannya." Kanara menjawab malas seraya fokus pada panci berisi sop buatannya yang sebentar lagi jadi.

"OKE DEAL!"

"Nih, makan selagi hangat."

"Gila sop iga niat banget sarapan pagi ini." Kanara membawa mangkuknya lalu duduk di depan Haidar dan Harris seraya menarik senyum samar. "Karena gue punya alasan."

Harris meniup kuah di sendoknya sementara Haidar menganggukkan kepalanya, "pasti lagi kangen." bisiknya pelan.

"Na, lo masukin garam gak ini?" Harris mengecap lidahnya dengan dahi berkerut makin tebal sementara Haidar batal menyuapkan sop iga itu dalam mulutnya.

"Gue kasih lah," Kanara menjawab sewot. Dia ingat benar tadi sudah memasukkan garam ke dalam panci.

"Tapi ini rasanya kayak Air keran, hambar." Harris mengambil mug berisi susu hangat lalu meminumnya.

"Tap--"

Harris menyemburkan susu hangat yang sudah masuk dalam mulutnya. "Ya Tuhan Yesus! Asin banget buset!" Laki-laki itu langsung berdiri lalu bergegas menuju dekat dispenser untuk meminum air putih.

Kanara cemberut lalu ikut menyicipi sedikit susu hangat buatannya. "Nyeh," gadis itu berdiri lalu ikut menuju dispenser air putih dengan muka menahan rasa asin.

Akhirnya pagi itu ketiganya menuju ke warlang untuk sarapan sekaligus bolos. Tapi sayang sekali, begitu ketiganya sampai, ternyata tempat yang mereka tuju tutup.

"Beli roti ajalah ya di sekolah." Harris dan Haidar menyetujui dengan tampang lesu.

"Padahal gue pingin bolos."

"Sama."

"Ya warlang tutup, itu tandanya kita harus serius dulu buat sekolah, bentar lagi ujian."

"Ujian nggak ujian kalo waktunya bolos ya bolos, Kanara."

"Nggak paham lagi gue dan pemikiran lo yang ajaib."

—00—

"Nggak ada berantem-berantem ya, gue mau makan siang dengan tenang." Itu adalah pesan Kanara sesaat ketiganya sibuk mengantri jatah makanan. Haidar dan Harris mengangguk-anggukkan kepalanya, entah benar-benar menyanggupi permintaan Kanara atau sekedar mengangguk saja.

Begitu dekat dengan meja yang sudah di tempati teman mereka yang lain, Harris menitipkan makanannya pada Haidar lalu langsung melangkah lebar menuju Candra dan mengirim satu pukulan pada muka hingga cowok itu terhuyung.

"Satu, karena lo ngacuhin spam chat." Suasana kantin mendadak berubah karena pukulan yang Harris layangkan berdampak pada atensi siswa lain yang penasaran.

"Apa-apaan sih lo?!" Candra memegangi mukanya yang terasa kebas. "Du--" Kanara dengan cepat menahan tangan laki-laki itu lalu melayangkan tatapan tajam. "Stop, gue udah bilang kan Ris?"

Harris terkekeh sebentar lalu menatap Candra dengan tatapan begitu tajam. "Nggak papa, kepingin aja mukul muka lo."

"Apaan sih anjing! Gak jelas lo." Maki Candra sekali lagi.

Meredup [00line]✓✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें