123.29 H+1 Bazar Amal

85 20 14
                                    

"..Na," Kanara menggeram dengan mata tertutup. Raka berdecak lalu menepuk pipi gadis itu sekali lagi. "Bangun gak lo?"

"Sepuluh menit lagi," Raka memutar bola matanya lalu meraih pundak Kanara dan memaksa gadis itu untuk duduk tegap hingga wajah mereka hampir bertabrakan. "Bangun."

Kanara membuka matanya lalu menatap Raka dengan pandangan sayu. "Lo yang semalem ngebuat gue begadang. Biarin gue tidur sepuluh menit lagi."

"Siapa yang ngajuin diri huh?" Kanara cemberut, ya memang dirinya sendiri yang mengajukan diri sebagai perwakilan MPK bersama Raka untuk pementasan esok lusa, tapi dia lelah, ingin tidur lebih lama.

"Ya tapi gue nggak minta kita mainin semua karya Beethoven, kampret." Balas Kanara tak kalah sengit.

Raka berdecak, "tapi lo kemarin setuju."

Kanara kalah. "Iya udah salah gue, biarin gue tidur bentar."

"Kanara Lesmana," Kanara menghela napas lalu berdecak, "sekarang banget gitu?" Raka melepas cengkraman pada kedua pundak Kanara lalu menunjukkan arlojinya yang sudah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit pada Kanara.

"Open gate jam?"

"Lo nggak ngedengerin briefing kemarin?" Kanara mendengus lalu menurunkan kakinya yang telanjang pada lantai ruang MPK. "Ngedengerin, tapi udah lupa."

"Inget-inget sendiri. Nggak bakal gue kasih tau." Kanara cemberut lalu berdiri seraya melangkah malas menuju kamar mandi yang ada di ujung ruangan.

"Buruan, nggak usah lelet."

Kanara berhenti melangkah, berbalik, lalu menampilkan senyum kesal. "Iya siap paduka raja!" Ujarnya dengan kesal lalu kembali meyelesaikan langkahnya yang sempat tertunda.

"Yang lain masih tidur tapi malah nyuruh gue bangun sepagi ini," gerutunya sebelum kemudian masuk dan mengunci pintu kamar mandi setelah mengambil baju panitia, alat mandi pribadi di loker dekat kamar mandi.

Untung saja semalam Haidar mau disuruh untuk mengambilkan perangkat mandi--ya meskipun mengomel dulu--untuknya, jika tidak, pagi itu bisa-bisa Kanara tidak sikat gigi dan hanya sekedar cuci muka dan mandi alakadarnya.

Kanara menggosok gigi dengan satu tangan dan satu tangan lain men-scroll layar ponselnya yang penuh dengan notifikasi grup hingga panggilan masuk membuatnya tersedak pasta sikat gigi. Kanara buru-buru membersihkan mulutnya dengan air yang mengalir dari wastafel lalu mengangkat panggilan dari sekertaris papanya.

"Ya halo selamat pagi, dengan Kanara disini. Ada apa?"

"Maaf karena menginterupsi pagi nona. Saya hanya memberitahukan bahwa saya telah mengirim file perkembangan saham bulan ini pada alamat email anda. Mohon segera di periksa jika waktu nona luang."

"Baik. Nanti saya sempatkan."

"Kalau begitu, saya tutup telepon nya. Maaf telah menganggu pagi anda, nona Kanara."

"Tidak apa. Terimakasih."

"Sudah tugas saya nona."

Tutt tuttt

Kanara menghela napas lega tapi kemudian melotot saat pop up pesan dari Darren muncul di layar ponselnya.

Arjuna
Sepuluh menit lo belum sampai, ambil jatah dua puluh kali

"Babi!"

Kanara buru-buru mandi lalu setelah selesai mandi dan berganti pakaian, gadis keluar dari kamar mandi dan langsung berlari setelah Darren memberitahukan dimana Kanara harus sampai.

Meredup [00line]✓✓Where stories live. Discover now