123.7 Hampir meledak

90 25 2
                                    

"TOD AN HAYUK! BOSEN GUE PINGIN LIHAT KERIBUTAN!" Suara Sena membuat Haidar yang setengah tertidur langsung terlonjak kaget dengan wajah bingung dan sedetik kemudian memukul kepala Sena dari samping.

"NGGAK USAH TERIAK-TERIAK DONG ANJIM! GUE MAU KE ALAM MIMPI JADI BATAL GEGARA ELO!"

"GAUSAH PUKUL-PUKUL! ENTAR KALO GUE TAMBAH BODOH LO MAU TANGGUNG JAWAB?!" Darren memutar bola matanya malas lalu merubah channel tv seraya menceletuk pedas, "emang lo pernah pinter Sen?"

Harris dan Haidar langsung terbahak keras seraya memegangi perut mereka dan gulung-gulung dilantai. Aksa tersedak cola yang diminumnya lalu ikut terbahak. Sena menatap Darren dengan pandangan dramatis.

"GUE TUH PINTER YA! TAPI EMANG GAK DIASAH AJA!"

"Iya saking lamanya nggak diasah jadi bodoh beneran."

Kanara ikut tertawa terbahak saat melihat wajah Sena yang super masam. "Udah Ren udah! Gue bengek ahahahahahahahahah!" Aksa menyeru keras dengan wajah merah.

"ROAST TERUS GUENYA SAMPE MATENG! ROAST TEROS! HUNDE FICKEN HUNDE!" Darren melempar rekor tv pada kepala Sena. Sena melotot. "AP--"

"Gue bukan Aksa, Haidar, Harris apalagi Candra. Gue ngerti kalau ko ngatain gue." Sena cemberut lalu diam seraya mengelus kepalanya.

"Bakar petasan yuk! Satu bulan yang lalu masih ada sisa petasan seingat gue." Sebuah ide terlintas di benak Haidar dan keluar begitu saja dari mulutnya.

"GAK! Lo gak lupa kan apa yang terjadi bulan lalu waktu lo main petasan?!" Raka menyahut ngegas dengan wajah sewot.

"Si tolol main petasan dalem rumah." Haidar cemberut saat mendengar ucapan Darren yang sebenarnya memang tidak sepenuhnya salah.

"MAIN TOD AJA AYOK! GUE MAKSA!" Sena kembali berujar keras lalu mengambil botol cola kosong di dekatnya. "Melingkar cepet!"

"Apasih kok maksa? Gue ngantuk mau bogan aja."

"Lo gak ganteng, gak usah banyak gaya ya Dar. Lo bukan artis tiktok!"

"Kok bawa-bawa tiktok?" Felix akhirnya buka suara dengan dahi mengerut samar. "Ya kan emang banyak gaya kan mereka? Narinya macem-macem, bervariasi gitu maksud gue njir. Negatif mulu pikiran lo."

Dahi Felix makin mengerut, "ya berpikiran negatif siapa?" Sen melambaikan tangannya tidak peduli. "Udah ayo buru bentuk lingkaran ah!"

Akhirnya mereka semua yang ada disana menuruti apa yang Sena ucapkan meski dengan setengah hati. Ke sembilan orang itu duduk dengan urutan Harris-Haidar-Sena-Kanara-Aksa-Segara-Darren-Raka-Felix.

Sena memutar botol cola kosong yang kemudian berhenti tepat mengarah pada Segara.

"Truth or dare?"

"Kalau gue sih harusnya dare ya, gue kan gak cemen." Aksa berkata nyinyir lalu bertos ria dengan Sena. Segara memutar bola matanya malas. "Truth."

"ALAH CUPU LO GAR!" Aksa berteriak seraya menunjuk muka Segara dengan ekspresi super kesal karena recananya gagal.

"Bodo."

"Sebelum lo pacaran sama pacar lo yang sekarang, lo pernah naksir siapa?" Segara menatap Sena. "Temennya Candra, terus Na."

Kanara langsung terseyum jahil sementara Harris tersedak sprite. "HAH?!"

"Gausah kaget gitu dong, gue kan emang cantik." Kanara mengibaskan rambut pendek sebahunya dengan wajah super tengil, Segara lantas terkekeh. "Kenapa bisa sampe lo suka jenisan Na yang tingkahya udah nggak kayak manusia?"

Meredup [00line]✓✓Where stories live. Discover now