[ S L O W U P D A T E ]
Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue
⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔
⚠ Trigger Warning ⚠
Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse.
[ S I N O P S I S ]
Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
Janganlah kau tinggalkan diriku Takkan mampu menghadapi semuaa Hanya bersamamu ku akan bisa
Mark membuka kedua matanya, dan segera memandang ke arah Jungwoo yang juga sedang memandangnya dengan haru. Dalam nyanyiannya, Pria itu tersenyum.
Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Lengkapi diriku Oh sayangku, kau begitu Sempurna, Sempurna
Kau genggam tanganku Saat diriku lemah dan terjatuh Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
Janganlah kau tinggalkan diriku Takkan mampu menghadapi semua Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Lengkapi diriku Oh sayangku, kau begitu Sempurna, Sempurna
Janganlah kau tinggalkan diriku Takkan mampu menghadapi semua Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Lengkapi diriku Oh sayangku, kau begitu
Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Lengkapi diriku Oh sayangku, kau begitu Sayangku, kau begitu Sempurna, Sempurna
Kini semuanya bertepuk tangan untuk penampilan Mark malam ini. Termasuk Jungwoo, ia bahkan menangis haru. Dengan lagu tersebut, secara tak langsung Mark menyampaikan keinginannya kepada Kim Jungwoo.
“Dia kekasihmu ya?” tanya Jaehyun. Pandangannya beralih kepada Mark, “Dia romantis dengan caranya sendiri, jadi kau suka Pria yang romantis?”
Jungwoo menggeleng pelan, “Aku tidak menyukainya karena dia romantis, tetapi karena dia adalah Mark.”
Jungwoo berjalan mendekat ke arah Mark yang baru saja menampilkan sebuah lagu untuk malam ini.
Jaehyun tersenyum kecut, Jungwoo sudah memiliki kekasih rupanya. Dan ia mendapat notifikasi dari ponselnya, dan ia segera pergi dari pesta itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mark baru saja menaruh gitar tersebut namun Mark langsung mendapatkan pelukan dari Jungwoo. Dia membalas memeluk Jungwoo, perbedaan tinggi badan mereka membuat yang melihatnya menjadi gemas.
“Aku mencintaimu, Mark,”
Hatinya menghangat, perkataan Jungwoo membuatnya merasa dicintai. Mark mengusap punggung Pemuda itu dengan lembut, “Aku juga sangat.. sangat.. sangat mencintaimu, Kim Jungwoo. Dan jangan tinggalkan aku, hidupku hancur tanpa dirimu,”
“Aku tidak akan meninggalkanmu, Mark. Apapun yang terjadi aku akan selalu berada di sisimu, karena kamu adalah duniaku,”
Sementara yang lain hanya melihat gemas interaksi keduanya. Sementara seorang Pria yang baru sampai, dan ia menitipkan kado kepada seseorang yang menyambutnya.
Doyoung hendak bertanya lebih jauh, namun Pria itu sudah lebih dulu pulang karena dia tak suka dengan interaksi Jungwoo dan Mark.
Taeyong dan Lucas datang menghampiri Doyoung yang tampak kebingungan.
“Kado itu dari siapa Sayang?” tanya Taeyong.
Lucas memilih diam, karena ia merasa canggung dengan suasana diantara mereka.
“Seorang Pria, tiba-tiba saja memberiku kado. Dan ia pergi begitu saja, aku harus memberikan ini kepada Jungwoo terlebih dahulu, kalian nikmati saja pestanya.”
Selepas Doyoung pergi, Taeyong merangkul pundak Lucas. “Ayo kita bergabung dengan Jeno dan yang lain.”
“Baiklah,”
Di sisi lain, Jungwoo dan Mark sedang asik berbicara namun ada interupsi panggilan dari ponsel Mark.
“Sayang, ini dari client-ku,”
“Okay, kalau sudah selesai nanti balik lagi ke sini ya,”
“Iya Sayang,”
Dan Mark sudah meminta izin untuk menjawab panggilan tersebut, Jungwoo mengizinkannya. Dan Mark pergi menjauh dari kerumunan.
Jungwoo berusaha untuk tidak berpikiran negative soal siapa yang menghubungi itu. Ia sadar, jika dia selalu berpikiran negative, maka dia hanya membuat dirinya lelah dengan sesuatu yang belum tentu terjadi.
“Seseorang datang, ia menitipkan kado ini untukmu, dan setelah itu ia pergi,” ujar Doyoung yang tiba-tiba datang dan langsung memberi Jungwoo hadiah.
“Siapa yang memberikan ini?”
“Aku tidak tau, tetapi ada surat yang terselip disana.” tunjuk Doyoung.
Jungwoo membukanya dan melihat isi dari surat itu.
🔹🔹🔹🔹
From : Xiaojun To : Tetangga baru
Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku untuk datang tepat jam tujuh malam. Tetapi aku sudah mengirimkan permintaan maaf. Dan semoga kau betah tinggal disini, ini hadiah untuk penyambutanmu sebagai tetangga baru.
Semoga kita menjadi akrab setelah ini, Jungwoo.
🔹🔹🔹🔹
“Dari siapa?” tanya Doyoung.
“Salah satu teman tetangga baruku, rumahnya terletak berhadapan dengan rumahku. Namanya Xiaojun,”
“Nama yang indah, dan Orangnya juga tampan. Alisnya yang tebal, dia idaman semua Orang termasuk diriku” ungkap Doyoung.
Jungwoo tertawa, “Lalu bagaimana dengan Kak Taeyong?”
“Aku hanya bercanda Jungwoo. Tetapi sepertinya ia menaruh hati padamu,”
“Tidak mungkin,”
Jungwoo berusaha menepis perkataan Doyoung yang tampaknya berusaha mendekatkannya dengan Xiaojun. Dia tidak mau berpaling dari sosok sempurna seperti Mark.
Jungwoo ingin menjalani hidupnya bersama Mark, hingga maut memisahkan keduanya.
Tetapi ia tak tau, apakah Mark juga memiliki keinginan yang sama dengannya.