BAGAIMANA?!

8 2 2
                                    

Punten....

Iklan dulu nihh :)

Assalamu'alaikum kaifa khaluq?

Baik-baik kah? Alhamdullillah atuh, Always no problem♡

Maaf ya baru update lagi soalnya lagi PAS nih heheheh, maklumin orang sibuk. Sibuk belajar, agar otak bertambah banyak ilmu dan wawasan yang lebih luas.

By the way semakin membingungkan, sebelumnya Alwan merencanakan sesuatu. Tetapi, part sebelumnya keburu bersambung.

Langsung saja kita lanjut.....

Menunggu yang gak pasti itu tidak enak guys!

*****

Alwan sejenak memfikirkannya, sehingga Nisa tidak melanjutkan tempa yang mereka tuju.

Alwan memetik jari, sudah menangkap ide kemungkinan bisa sedikit membantu merenggangkan konflik.

"Kita beri tahu foto ini." ide Alwan.

"Yakin lo? Memangnya kesiapa?" tanya Firman.

"Ke orang tua Aisyah lah."

"Tapi wan, kalau Kak Jeni tahu bahwa foto tersebut ditangan kita?" bingung Bilqis.

"Biarkan, lebih baik ketahuan."

"Be.... berarti usaha kita mengumpat sia-sia dong." lara Firman.

"Gak, tetap kita berhasil."

"Berhasil mata lo." sunggut Firman.

"Ya... berhasil, suatu saat nanti lo paham."

Lagi-lagi jawaban Alwan membuat mereka bimbang. Memang Alwan terbilang misterius, pertanyaaan sampai tanggapannya selalu saja membuat kita berfikir lebih logika. Itulah dasar-dasar spesies orang datar.

"Malam ini kita ke rumah Aisyah." mendadak Alwan.

"APA?!"

"Mendadak banget," keluh Nisa.

"Iya ih, heran gue. Malam minggu aja." copas Firman mengundurkan hari.

"Daripada kesempatan kita hangus?"

"Kita saja masih di sekolah." ucap Nisa.

"Gue juga belum kelar simulasinya." tambah Thariq.

"Kalau begitu gue aja kesana." dingin Alwan, berjalan santai membawa tasnya keluar dari Ruang Computer.

"Hayolo... Alwan ngambek." ejek Bilqis.

"Biarin aja, nanti kita susul." enteng Firman.

"Motor gue masih di service lagi." bingung Thariq menggarukkan belakang telinganya.

"Udah nanti gue jemput. Sekalian ke rumah guru fisika. Dan mengambil motor lu ke bengkel." ucap Firman.

"Oke-oke. Thank's man." jawab Thariq, mereka saling bersalam khas pria.

"Udah bubar aja deh..." ucap Nisa, ikut malas mendengarkan keluhan mereka.

........

Malam harinya, angin malam membuat hawa kantuk Alwan semakin menguasai dirinya. Daripada ia tetap menancapkan gas berakhir kecelakaan, lebih baik pria itu berhenti di sebuah kedai Janji Jiwa untuk membeli kopi agar kantuknya hilang.

Di sana ia beridiri di depan tempat pemesanan. Untuk memesan kopi, selesainya ia duduk di salah satu kursi lumayan tinggi. Untung saja Alwan jangkung jadi gak sulit untuk menduduki kursi itu.

Cintaku Bertaqwa [ON GOING]Where stories live. Discover now