Perasaan Ku dan Dia

30 29 4
                                    

Bilqis berusaha melepas genggam Alwan bak seperti melarang genggaman itu di lakukan!

"Wes,wes,wes. Bukan muhrim. Bosqu!" seru Bilqis.

"Maaf." ujar Alwan lugu.

"Tengil banget!" cerca Firman.

Alwan melirik tajam firman lalu tersenyum kepada Aisyah. Gadis tersebut hanya menatap heran seolah-olah gak ada yang di ekspresikan.

"Alwan! Lo kenapa jadi seperti ini?"

"Pokonya gue gak boleh kayak gini lagi! Janji."

Gak pakai lama, mereka berjalan menuju mushola terdekat.

Di mushola tersebut, m

"Gw duluan kedalam mushola ya guys."ujar Aisyah sudah selesai berwudhu.

Bilqis dan Nisa sedang berwudhu mengangkat satu ibu jari mereka. Aisyah berjalan keluar tempat wudhu tersebut. Di luar, gadis tersebut berlagak seperti anak hilang. Karena banyak orang sampai ia tidak menemukan tempat sholat.

"Huft, di mana ya tempat sholat untuk wanita." ujar Aisyah.

Ia tidak sengaja berpasan dengan Alwan yang berjalan. Mereka berdua terkejut dan salah tingkah.

"Sudah tampan wajahnya basah oleh air wudhu pula. Ya allah,tolong hambamu. Saya tidak kuat melihatnya."

"Duh, gimana ini gw lewatin aja atau gimana ini. Cantik sekali dia, eh apaan si wan. Harus terlihat biasa saja!" batin Alwan berusaha tenang dan biasa saja.

"A....a....apaan lo lihat-lihat?!" ketus Aisyah.

"Salah tingkah nih?"

"Apaa si. Untung aja gw ga jadi nepak lo. Nanti batal!"

"Hmm."daheman yang tak mengenakkan

"Dimana tempat nya!?"ujar Aisyah tidak santai, pipinya sedikit merah karena malu dan hawa panas karena si bon cabe itu menatap dirinya.

"Ngeblush." ejek Alwan.

"Gajelas!." bentak Aisyah.

"Aisyah! Lo ngapain di situ! Tempat sholatnya disini! Itu tempat cowo." seru Bilqis.

"Masa? Oke sebentar."

Aisyah meninggalkannya. Alwan menahan tawanya, agar tingkahnya terlihat biasa dan datar.

"Dia kalau lagi salah tingkah lucu juga ya."

"Kayak kucing malu-malu mau ngambil umpan."

Alwan menggeleng-geleng kepala. Lalu berjalan masuk ke dalam mushola.

......

Setelah sholat, mereka langsung menuju stasiun kereta. Sesampainya, suasana di stasiun tersebut sangat ramai khalayaknya Pasar Tanah Abang. Padat pengunjung dan mereka menuju ke pembelian karcis penumpang kereta.

"Antre disini." ujar Nisa

"Kita live yuk di sosmed!"

"Lagi ngantri beli karcis juga. Mau di omelin securty?" ujar Firman.

"Apa si man, biarin memang kita sambil weekend gimana si! Komen terus." timpal Bilqis.

"Eh sudah jangan ribut." lirih Nisa

"Atuh Nis dianya. Komentar terus."

"Dikasih mulut untuk berbicara. Wajar dong! Wlee." ejek Firman, memeletkan lidah

"Ya tapi bicara lo ngeledek!"geram Bilqis, sembari menjewer kencang telinga firman

"Aw,waw. Santuy lah sakit woi!" ringis Firman

Cintaku Bertaqwa [ON GOING]Where stories live. Discover now