Es campur

40 29 2
                                    

Mata gadis tersebut membulat sempurna, terkejut kerena pria tinggi berada di sampingnya.

"Ya allah! Alwan! Mengagetkan saja." kagetnya.

"Lalu?"

Alwan yang berdiri di samping Aisyah.

"Ya gua kaget! Lo ada apa ke sini?"

"Lupa?"

"Apa si? Gak jelas."

"Al-Qur'an gw. Mana?"

"Ohhh Al-Qur'an."

Durgh!

Suara petir terdengar jelas. Membuat kedua nya terkejut.

"Yah... Petir angkutan umum belum lewat juga si!"

Alwan berjalan ke luar halte.

"Lo kenapa pergi?"

Heran Aisyah berdiri melihat Alwan.

"Naik."

"Hahh? Maksudnya? Ga mau gw."

"Mau diam disini terjebak hujan?" datar Alwan.

"Ya deh."

Aisyah pun mau diboncengi oleh alwan.

"Ga bisa naik?"

"Kurang tinggi sepedanya. Mentang-mentang lo tinggi..." keluh Aisyah melihat sepeda Alwan

"Gw pegangin."

"Wah parahhh lo." ujar Aisyah ambigu.

"Sepedanya!" kesal Alwan.

......

Di jalan,
Pria tersebut mengowe sepeda dengan kekuatan penuh.

"Ini anak aneh juga ya? Tapi kenapa gw merasa senang di kasih tumpangan?" batin Aisyah senyam-senyum sendiri.

"Ah! Gw gak boleh suka sama dia!" batin Aisyah.

"Berat ya wan?"

"Banget." jujur Alwan.

"Yaudah atuh gua turun aja." kesal Aisyah, tidak sengaja menarik baju Alwan.

"Terserah!" ujar Alwan.

Alwan berhenti megowesi sepedanya. Gadis tersebut turun dan berjalan acuh tak acuh.

"Ko dia gak ngejar gue ya?" batin Aisyah.

Aisyah merasa, ada tetesan air dari atas awan. Tidak lama, turunlah gerimis cukup deras. Kini Alwan hanya melihat rajukkan gadis tersebut, terus melihat gerak-geriknya.

"Yah kok hujan si ya robbi..." ujar Aisyah nampak frustasi sembari berlari .

Alwan mempercepat gowesannya menghampiri gadis tersebut.

"Naik!"tegas Alwan, suaranya samar-samar karena derasnya hujan.

Gak pakai lama, Aisyah menaiki jok belakang sepedanya. Alwan mempercepat gowesannya.

Tidak jauh, ada tempat yang layak untuk berteduh. Alwan pun bebelok ke arah tempat itu.

Tempat yang di pilih oleh Alwan adalah rumah Allah SWT alias MASJID.

"Turun."

"Kok gw di suruh turun?"

"Tunggu di sana."ujar Alwan sembari meyodorkan tasnya ke gadis tersebut."Bawa tas gw."

Alwan mengoweskan sepeda lipat nya ke tempat parkir khusus sepeda. Sementara Aisyah duduk di serambi masjid.

"Diam-diam di perhatian juga. Tapi sayangnya ia terlalu datar." batin Aisyah melihat tas Alwan yang di pegangi nya.

Cintaku Bertaqwa [ON GOING]Where stories live. Discover now