18. Massimo Dutti

Start from the beginning
                                        

"Setelah mempertimbangkan dari banyak aspek, saya juga sudah ngobrol dengan beberapa direksi, mereka puas sama kinerja kamu dan tim. Kami, khususnya saya pribadi, salut dengan kamu yang bisa membawa tim kamu selama ini. Request karyawan baru menjadi lebih cepat dan rapi. Saya juga senang dengan ide-ide baru yang terus kamu kembangkan. Ya, intinya saya puas kerja sama kamu. Terlebih saat April cuti, kamu bisa menjadi nakhoda bagi seluruh HR. Padahal saya tau, kamu benar-benar kesusahan sekali dengan tim yang terbatas dan kamu juga mempersiapkan urusan pernikahan. Nyatanya kamu bisa, Ne.

"Saya sudah mempertimbangkan untuk mengangkat kamu sebagai GM. Ini jabatan baru. Ibaratnya baypass lah. HR nggak punya direktur kan, selama ini kamu dan April tektokan hanya ke saya. Lama-lama saya pusing juga kalian sama-sama contact saya. Makanya, saya percaya kamu bisa jadi GM. Nanti yang tektokan sama saya ya hanya kamu.

"Saya nggak masalah sama usia kamu yang tergolong muda dan kamu juga masih 5 tahun join di Next. Karena ternyata kemampuan kamu pun sudah mumpuni tanpa saya harus mempertimbangkan usia dan masa bakti kamu. Saya perlu tanya lagi ke kamu apakah kamu bersedia atau enggak?" ujarnya panjang lebar sebagai pembuka.

"Waduh, Mas. Agaknya nggak perlu ditanya lagi. Saya terima kasih ke Mas Bagas dan kolega-kolega yang sudah percaya sama saya. Selanjutnya, apabila saya diperkenankan untuk proses promosi, saya dengan senang hati menyambutnya loh, Mas."

"Nah bagus. Tapi kamu juga tahu kan kalau untuk promosi nggak bisa langsung? Kamu harus buat ide baru atau pengembangan program, presentasi, dan menjalani masa acting minimal 3 bulan. Kira-kira, kamu kapan bisa menyiapkan itu semua? Kalau biasanya kamu yang urus perihal promosi ini, sekarang saya yang harus urus sendiri perihal promosi kamu ini. Jadi saya harap, kamu juga kooperatif dan bisa kerja cepat biar saya nggak perlu lama-lama," katanya.

"Secepatnya, Mas. Tapi saya tetap butuh waktu untuk menggodok ide, materi untuk presentasi promosi nanti," jujurku. Aku sudah memikirkan ide-ide pengembangan program sejak Mas Bagas mewacanakan promosiku.

"Bagus. Saya kasih waktu 1 bulan untuk riset dan mempersiapkan presentasi. Cukup? Kamu kan nggak butuh waktu lama-lama, saya tahu itu," ujarnya terkekeh.

"Baik. Saya usahakan dalam 1 bulan ya, Mas," kataku optimis. Ariadne tidak butuh waktu lama untuk segera promosi.

"Oke. Kamu bisa diskusi sama saya juga tentang ide-ide kamu. Nanti kita juga latihan presentasi ya? Karena promosi kamu kan ide saya, jadi saya mau kamu nanti perfect pas presentasi. Feel free untuk tanya-tanya saya. Tapi kalau weekend saya nggak mau diganggu ya, weekend saya untuk Carissa," katanya menyebutkan nama putri semata wayangnya.

"Well, kita beralih ke topik kerjaan. Posisi Pak Doni sudah mau sebulan kosong. Saya memang nggak sengaja approve untuk request replacement Pak Doni karena saya sudah punya kandidat," katanya sembari menyodorkan tabletnya padaku. CV digital atas nama Arga Joseph Mahendra. Nama belakang yang sama dengan Mas Bagas. CV-nya sangat ringkas, sederhana, mudah dibaca, dan yang terpenting tidak bertele-tele. Kulihat riwayat pendidikan dan pekerjaannya yang sangat menarik. Oh ternyata dia adalah orang finance di Mahendra Indonesia, perusahaan milik keluarga Mas Bagas.

"Saudara Mas Bagas?" tembakku.

"Sepupu saya. Saya mau dia yang jadi pengganti Pak Doni. Tolong approach dia agar mau terima offering saya. Saya nggak mau orang lain selain dia," kata Mas Bagas.

"Termasuk Bu Rita dept head finance itu, Mas?" tanyaku memastikan karena Bu Rita yang digadang-gadang untuk menjadi penerus Pak Doni.

"Bu Rita minim pengalaman."

The Only Exception [END]Where stories live. Discover now