29. Emoji of a Wave

50.8K 5.6K 1K
                                        

Hatiku kacau setelah menerima panggilan dari Mincu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hatiku kacau setelah menerima panggilan dari Mincu. Jariku mengetuk-ngetuk sandaran sofa di ujung kamar ini seiring degup jantungku yang terus berpacu cepat dan diriku yang sedang mempertimbangkan sesuatu hal gila. Aku mengacak rambut frustrasi kemudian melirik Ane yang tengah tertidur pulas di atas ranjang. Sebenarnya apa yang sudah kujalani sejauh ini? Hubungan ini terlalu larut dan justru membuatku terlena. Menimbang sifat pemaaf dan pengertian Ane, kini aku tahu harus apa. Sebuah keputusan akan kuambil. Aku segera membuka brangkas yang kutaruh dalam lemari baju, dengan hati-hati kemudian kuambil sebuah buku kecil berwarna hijau untuk kutaruh ke dalam tas yang akan kubawa besok. Melihat jam yang belum menunjukkan pukul 12, kuputuskan untuk menghubungi nomor Anggi, harapanku satu-satunya untuk menggantikanku pergi ke Banyuwangi.

 Melihat jam yang belum menunjukkan pukul 12, kuputuskan untuk menghubungi nomor Anggi, harapanku satu-satunya untuk menggantikanku pergi ke Banyuwangi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata patah hati membuatku tak bisa tidur. Aku benar-benar baru bisa terlelap menjelang subuh tadi. Ponsel yang semula kumatikan, ternyata tanganku tidak bisa diajak kompromi. Tadi malam di tengah rasa sakitnya hatiku, aku menyalakan kembali ponselku. Bersamaan dengan itu, puluhan pesan masuk datang memenuhi notifikasi. Ada juga 15 panggilan tak terjawab. 7 dari Genta, 3 dari Karen, dan sisanya dari nomor dengan kode negara +65.

G.O.D.: Aku minta maaf ne
G.O.D.: Aku bisa jelasin semuanya
G.O.D.: Ini semua salah aku
G.O.D.: Besok aku pulang ne, kita bicara ya?
G.O.D.: Ane tolong, aku butuh bicara sama kamu
G.O.D.: Ne? Angkat teleponku
G.O.D.: Ane
G.O.D.: Ane aku minta maaf
+21 unread messages

Aku tidak sanggup membaca kelanjutan pesan Genta. Hanya itu saja yang bisa kubaca dari panel notifikasi. 21 sisanya, aku enggan membacanya. Rasa marah, kecewa, malu, semua menyatu di benakku. Apakah aku pernah berbuat salah kepada mereka sehingga tega-teganya mereka melakukan ini padaku?

Genta..

Semalaman tadi aku introspeksi diri. Adakah salahku padanya? Mengapa orang yang paling kupercaya di dunia ini, justru tega membohongiku? Aku tak apa bila pada akhirnya Genta ternyata tidak punya rasa yang sama denganku. Tapi apakah dengan cara ini dia memperlakukanku? Dia tahu aku jatuh cinta padanya. Dia tahu aku percaya padanya. Dan dia tahu tentang semua luka batinku. Kenapa dia berbohong padaku? Dan untuk Karen, entahlah, aku tidak bisa berasumsi apa pun padanya.

The Only Exception [END]Where stories live. Discover now