1. Impuls

67.2K 5.9K 65
                                        

Setelah jam makan siang usai, biasanya waktu terasa berjalan lebih cepat. Tahu-tahu saja sudah menunjukkan jam pulang. Begitu pun yang selalu Ane rasakan, perempuan yang sudah mengabdikan dirinya menjadi HR di Next Television sejak 5 tahun lamanya. Terlebih sejak 5 bulan lalu Ane dipromosikan menjadi HR department head, hari-harinya terasa begitu cepat, tahu-tahu sudah menunjukkan jam pulang saja. Selama 5 bulan menjabat, lembur sudah menjadi santapan sehari-hari bagi Ane. Bukan berarti ia tidak becus menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, namun ketiadaan division head dan cutinya April, membuat Ane secara tidak langsung merangkap jabatannya. Entah apa alasan bosnya tidak mengangkat division head baru sejak yang lama mengundurkan diri.

Hari ini berbeda, sejak awal datang Ane merasa waktu sungguh lama berjalan. Mentari sudah memancarkan sinar jingganya kala perempuan itu memainkan pena merahnya, memutar-mutar dengan jemari lentik tangan kanannya. Pikirannya masih tertinggal di Kafe Omega malam tadi. Meski beberapa jam sudah berlalu, nyatanya suara Genta yang memohon padanya masih terngiang di kepalanya.

"Mbak Ane, Bu Melda minta data 5 kandidat untuk posisi sales executive," ujar Marta yang tengah bersandar di dinding kaca pembatas ruang Ane dan ruang kerja staf HR lainnya. Pertanyaan Marta memecah lamunan Ane di sore ini, membuat Ane tersadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 17.15, lima belas menit menuju jam pulang kantor.

"Oh damn," desis Ane. Dengan cekatan Ane mengambil map biru berisi 5 berkas kandidat untuk posisi staf pada sales executive. Pekerjaan tersebut sudah Ane selesaikan sejak siang, namun karena terlalu banyak hal berkecamuk di pikirannya, ia lupa menyerahkan 'pesanan' tersebut. "Sori tadi lupa anter ke Bu Melda," Ane meringis sembari menyodorkan beberapa kertas.

"Siip. Thank you, Mbak," pamit Marta setelah mengambil berkas itu. "Jangan kebanyakan bengong, nanti kesambet," kikiknya.

Ane tersenyum menanggapi lalu mengusap parasnya dengan kasar setelah Marta berlalu. Harinya kacau. Semua karena 5 kata gila yang Genta ucapkan. Pikiran Ane kembali berputar pada kejadian di sudut Kafe Omega, saat sahabatnya yang sedang kehilangan arah dan tujuan itu memohon padanya.

"Nikah sama gue, Ne. Tolong."

Selama bersahabat dengan Genta, Ane selalu menolongnya dari segala situasi sulit. Ane selalu jadi tameng dan pelita bagi setiap masalah yang menimpa Genta. Perempuan itu selalu ringan tangan untuk menolong Genta. Namun permintaan yang diminta Genta tadi malam cukup gila. Tidak hanya meminta, Genta memohon seperti orang yang sudah kehilangan harapan sama sekali. Memang alasannya logis dan Ane memahami. Namun tetap saja, menikah dengan sahabat sendiri tidak pernah terpikirkan dalam hidup Ane. Genta tahu kelemahan Ane. Genta juga paling tahu bagaimana seluk beluk hidup Ane, termasuk rasa skeptis Ane pada cinta. Dan Genta yang paling tahu bahwa Ane tidak bisa hidup sendiri. Kini Genta menawarkan semuanya dalam sebuah simbiosis mutualisme yang dibungkus dalam sebuah pernikahan.

Ane membuang napasnya kasar. Ia terlalu larut dalam pikirannya sehingga tanpa sadar banyak waktu yang terbuang. Jam sudah menunjukkan pukul 17.35, ia segera membereskan mejanya lalu menyambar tas tentengnya. Hari ini ia harus pulang ke rumahnya. Ada acara besar yang wajib Ane hadiri.

***

"Kalau udah jadi istri orang, kamu harus bisa masak, Ne," ujar perempuang 48 tahun yang tengah sibuk membalik tahu di penggorengan. "Kamu nih, kupas bawang aja masih ada kulitnya. Belajar sana sama Anya," kekehnya.

Ane berdecak. Selalu saja Anya. Adik satu-satunya itu selalu lebih unggul daripadanya. Sejak kelahirannya, Anya selalu menjadi kebanggaan kedua orang tuanya. Ralat, bukan orang tuanya, melainkan Papa dan Tante Rinda. Tante Rinda, perempuan cantik yang dinikahi Papanya sejak 25 tahun silam. Ibu kandung Ane sudah lama meninggal, sejak usia Ane 3 tahun. Memori akan ibu kandungnya pun hanya samar-samar. Yang Ane ingat jelas adalah saat Ardi—ayahnya—menikah dengan Tante Rinda lalu melahirkan anak perempuan cantik yang bernama Anya.

The Only Exception [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora