9. Pindah

31.7K 3.7K 48
                                    

Aku dan Genta baru saja menyelesaikan pindahan kami ke rumah baru

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Aku dan Genta baru saja menyelesaikan pindahan kami ke rumah baru. Kami dibantu Anya dan Dika, pacarnya, yang kini baru saja pulang. Bau cat dan pelitur masih menyeruak tajam di setiap sudut ruang. Aku mengagumi keindahan rumah ini. Rumah ini begitu nyaman dengan pencahayaan alami yang berasal dari banyaknya jendela dan pintu kaca besar yang menghubungkan taman kecil di belakang rumah. Rumah ini terdiri dari 3 kamar, namun Genta menjadikan 1 kamar yang dialih-fungsikan sebagai studio musiknya. 2 kamar lainnya saling berhadapan, difungsikan sebagai kamarku dan Genta. Terdapat 2 kamar mandi yang satunya berada di lantai dasar dan satu lagi merupakan kamar mandi yang menyambung dengan kamar kami berdua. Kamar mandi itu berada di pojok koridor, yang mana menghubungkan kamarku dan Genta dengan pintu yang dapat dibuka dari kamar kami masing-masing. Sementara untuk mini rooftop di atas, kami belum tahu akan difungsikan sebagai apa, tapi Genta menaruh ayunan rotan kecil di sana.

Kini aku sedang berada di mini studio Genta, membantunya menata alat musik yang kami bawa. Berhubung kami sangat senang dengan musik, baik aku dan Genta sama-sama menyumbang menaruh alat musik di mini studio ini. Aku menaruh gitar putih kesayanganku, gitar seri APX yang kubeli dengan gaji pertamaku dulu. Sebenarnya aku hanya menaruh itu saja sih, selebihnya adalah alat musik milik Genta. Genta sangat senang bermain musik. Sejak kecil ia piawai bermain gitar dan piano. Beranjak besar, ia mencoba meluaskan keahliannya di bas dan drum. Sebenarnya baik aku dan Genta sama-sama piawai memainkan piano, namun Genta lebih sedikit ahli dariku.

Tembok studio ini dilapisi busa khusus agar kedap suara. Meski tidak luas, ruang kecil ini mampu menampung 2 gitar akustik kami, 1 gitar listrik milik Genta, 1 bas milik Genta, 1 organ milik Genta, dan 1 cajon milik Genta. Genta tidak bisa membawa drumnya. Drum malang itu sudah rusak 5 bulan lalu kala Karen memutuskan hubungannya dengan Genta. Genta yang kecewa melampiaskan amarahnya dengan bermain drum. Karena terlampau emosi, ia justru merusak alat musiknya sendiri. Beberapa bagian drumnya jebol karena terlalu kasar dan keras ditabuh. Aku sangat menyayangkan itu, namun aku sendiri tidak bisa menempatkan diri di posisi Genta, sehingga aku tidak tahu bagaimana rasanya patah hati ditinggal seseorang yang dicintai.

Huh berbicara cinta, aku sebenarnya bukan tidak tahu cinta itu apa. Aku tahu cinta. Aku juga pernah merasakan cinta, meski cinta yang didasari nafsu sesaat yang cepat hilang. Namun aku belum pernah merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya dalam dengan seseorang. Sering kali aku bingung dengan orang lain yang bertindak bodoh demi cintanya. Aku sering menyukai atau sekadar naksir seseorang. Namun aku tidak pernah jatuh larut kepadanya. Seperti ada yang mengganjal perasaanku sehingga aku tidak bisa total mencintai orang itu. Akal sehatku selalu menjadi nomor satu, sehingga aku tidak pernah menjadi bodoh demi mereka. Aku juga mudah bosan dengan seseorang. Rasanya tidak tahan hidup dengan satu orang dalam jangka waktu yang lama. Menurutku, itu membosankan sekali. Sehingga bila sudah tiba waktuku, aku akan memutuskan mereka untuk mencari pelabuhan lainnya. Bagiku, terbang ke satu hati ke hati yang lain sudah biasa.

Aku tak pernah sakit hati. Selain sering memutuskan hubungan, aku juga pernah beberapa kali diputuskan. Aku merasa tak masalah. Tidak ada kegalauan yang kurasa. Sedih pasti iya, namun hanya berangsur sebentar. Tidak pernah sekalipun aku mabuk karena cinta. Hanya beberapa batang tembakau, tentu sudah membuatku lupa dengan sedihnya ditinggal satu pria. Toh hilang satu, masih ada yang lain.

The Only Exception [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя