Angel or Devil

373 31 0
                                    

  Gika kembali menginjakkan kakinya di Gereja ini setelah minggu lalu dia ibadah di Gereja lamanya. Ia tak pernah menyangka bahwa ia akan bertemu Harla disini, jadi ternyata mereka 1 Gereja, toh? Kok Gika baru tau ya? Gika melihat interaksi tak biasa antara Harla dengan seorang pria, pacarnya kah? atau orang yang disukainya? Harla terlihat sangat bahagia bersama pria itu, bahkan Harla selalu tersenyum kepada pria itu, dan pria itu juga tampak mengusap kepala Harla. Tak perlu diragukan lagi, Harla memang punya rasa yang spesial terhadap pria itu. Tapi, tunggu! kenapa ada wanita lain diantara mereka? bahkan wanita itu juga selalu tersenyum kepada Harla, mereka berteman? dan juga, bukankah wanita itu adalah wanita yang beberapa waktu lalu duduk disamping Gika? Wah, kalau begitu dia bisa meminta tolong Harla untuk memperkenalkannya dengan wanita cantik itu dong. 

  "Bapak ngapain disini?" Gika sangat terkejut ketika seseorang berdiri disampingnya dan orang tersebut adalah Pak Evan, yang tak lain dan tak bukan adalah atasan Gika dan Harla dikantor.

   "Ya Ibadahlah, mau ngapain lagi? pertanyaan lo ada-ada bae." Jawab Pak Evan santai. 

   "Saya baru pertama kali lihat Bapak disini," Kata Gika lagi.

   "lo yang baru Ibadah disini, dari dulu gue udah ibadah disini kali, Ka." Perkataan Pak Evan membuat Gika malu sendiri, ya memang benar, dia adalah jemaat baru disini dan belum terlalu mengenal jemaat lainnya. 

  "Masuk, yok. Keburu kursinya penuh entar." ajak Pak Evan, mau tak mau akhirnya Gika mengikuti langkah Pak Evan yang memasuki ruang Ibadah. 

    Gika duduk disamping Pak Evan, tak lama kemudian, Harla juga memasuki ruang ibadah tapi dia duduk dikursi Petugas Kebaktian. Dia mau melayani ya? Benar saja, ternyata Harla memang bertugas sebagai Song Leader di Kebaktian kali ini. Ada Harla dan 2 orang lainnya yang menjadi Song Leader, dan teman Harla yang bernama Vidan itu menjadi Keyboardist. Gika kembali dipenuhi rasa terkejut, setaunya Vidan itu gitaris, ternyata bisa jadi keyboardist juga. Gika menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri seperti mencari seseorang, wanita yang sedari dulu mencuri perhatiannya itu ternyata sedang duduk dikursi ke-dua sisi kiri Gika bersama dengan pria yang mengusap kepala Harla tadi. Mereka tampak dekat satu sama lain, berteman?

   Kebaktian kali ini berjalan dengan hikmat, hingga tak terasa 2 jam berlalu begitu saja dan kini mereka sedang berada di bazaar makanan para jemaat Gereja.

    "Lo naik apa kesini, Ka?" Pak Evan menanyainya. 

   "Saya jalan kaki, Pak. Rumah saya dekat." jawab Gika.

   "Mau gue anter nggak?" tawar Pak Evan.

   "Nggak usah Pak, saya masih sanggup kok jalan kaki." tolak Gika.

   "Ehm, yaudah deh kalau gitu, padahal gue mau main kerumah lo." Kata Pak Evan lagi.

    "lain kali aja deh, Pak." Kata Gika sekali lagi,

    "Yaudah kalau gitu, gue balik duluan ya" Pak Evan akhirnya pamit, ia meninggalkan Gika yang masih memanjakan dirinya di bazaar makanan yang diadakan oleh gereja setiap 2 kali sebulan tersebut. Ketika ia sudah selesai dengan kegiatannya menjelajahi stan-stan pedagang, ia memutuskan untuk segera pulang. Ia sudah terlalu kenyang dan tampaknya ia tidak akan makan siang hari ini.

☆▪︎☆▪︎☆▪︎☆


  "Bapak ngagetin banget, tau nggak?" Harla memprotes tindakan Gika yang tiba-tiba saja mencolek bahunya, ia sedang dalam perjalanan pulang kerumah dan tidak menyadari kehadiran Gika dibelakangnya.

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora