FEEL SPECIAL

290 25 0
                                    

   Evan memasuki kamarnya dengan lesu, sebenarnya dia marah dengan kejadian dikantor hari ini, namun ia tak lagi mempunyai tenaga untuk marah. Ia membaringkan tubuhnya diranjang tanpa membuka kamejanya terlebih dahulu, kemudian ia menatap langit-langit kamarnya yang dipenuhi oleh foto-foto Harla yang ia ambil secara diam-diam. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Harla hari ini secara terang-terangan memberitahu orang-orang kalau dia dan Gika memang sedang berpacaran, setidaknya begitu kata Farlo.

  Padahal kan aslinya bukan gitu. 

  Evan bangkit dari pembaringannya setelah beberapa lama membaringkan tubuhnya, ia kemudian melangkahkan kakinya kearah rak yang juga dipenuhi foto-foto Harla tersebut. Ia membuka lacinya dan mengambil sebuah foto yang lain dari dalamnya. Foto itu menunjukkan Harla yang sedang tertawa bahagia bersama dengan seorang pria, pria yang berhasil membawa pergi semua cinta dan senyum Harla bersamanya ke Surga. Dulu, Evan sangat berharap bahwa dialah yang akan menggantikan pria itu didalam hati Harla, namun faktanya tidak seperti itu. Lagi-lagi dia kalah di start, padahal bisa dikatakan bahwa ia mengenal Harla jauh lebih lama dari Gika bahkan dari pria yang difoto ini sekalipun. Benar kata Farlo dan Erden, seharusnya dari awal dia berani menunjukkan dirinya kepada Harla sebagai seorang pria, bukan sebagai dosennya. 

  "Kak, makan yuk." Suara Farlo menginterupsi kegiatan melamunnya yang sambil menatapi foto Harla itu. Evan berdecak sebal, tak seharusnya ia membiarkan pintu kamarnya terbuka. Farlo memang sudah sering kekamar ini, tapi Evan tidak mau Farlo memergokinya sedang tampak menyedihkan seperti ini. 

  "Aku udah masakin makan malam, entar keburu dingin. Oh ya, please jangan ada kata diet-diet hari ini, kesel aku tuh dengernya." 

  "Iya, bentar lagi Kakak turun. Mau mandi dulu bentar." katanya, Farlo mengangguk dan menuruti Evan untuk turun keruang makan terlebih dahulu. 

   Evan dan Farlo hanya tinggal berdua dirumah ini karena Kakak tertua mereka yang telah menikah itu memutuskan untuk pisah rumah dengan mereka untuk menjaga privasi istrinya. 

  Perasaan kagak diapa-apain itu si Kakak Ipar!

  Orangtua mereka meninggal 20 tahun lalu karena kecelakaan mobil, membuat Evan dan Farlo diasuh Kakek dan Neneknya di New Jersey, sementara Erden tetap di Jakarta untuk mengurusi bisnis yang ditinggalkan oleh Ayahnya. Beruntung 'A-Z' masih bertahan hingga sekarang dan Evan harus berterimakasih kepada Erden dan otak cerdasnya yang mampu mempertahankan dan mengembangkan perusahaan yang bergerak dibidang property tersebut. Saat Evan berusia 19 tahun, Kakaknya memintanya pulang untuk membantunya mengurusi perusahaan, Farlo yang berusia 10 tahun juga meminta ikut pulang pada saat itu. Ketika Farlo menyelesaikan pendidikan SMA-nya, dia kembali lagi ke New Jersey untuk kuliah. Dia baru kembali 1 tahun yang lalu dan langsung diangkat sebagai direktur Pemasaran oleh Erden. 

  "Kakak percaya sama omonganku tadi makanya Kakak keliatan lesu gitu?" pertanyaan dari Farlo membuatnya batal memasukkan nasi kemulutnya. 

   Maksudnya dia dibohongin gitu?

   Evan menatap Farlo dengan tajam untuk meminta penjelasan.

  "Sebenarnya mereka nggak pacaran, tapi emang akan kekantor bareng selama sebulan kedepan karena mobil Harla lagi dipake abangnya. Tapi teman-temannya yang kayak 'pikachu' itu mendesak dia terus, akhirnya dia bilang gini 'Emang kenapa kalau gue ama Pak Gika pacaran? ada yang dirugikan?' " Jelas Farlo. Evan lega mendengarnya, tapi dia juga harus segera bertindak kan? 

  "Jangan macam-macam, Kak. Tolong jangan ulangin kesalahan lo yang dulu-dulu, kasihan anak orang kalau lo mulai macam-macam." Peringat Farlo yang tak lagi menggunakan bahasa Aku-Kamu nya. Evan mengangguk, ia menyanggupi permintaan Farlo untuk sekarang.

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon