Whistle

435 44 1
                                    

  Harla melangkahkan kakinya menuju lift dengan susah payah, ah, kakinya ternyata belum sembuh juga. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan Harla, bukan karena aktivitasnya yang akan terganggu, tetapi karena orangtuanya yang mungkin kembali melarangnya untuk KKN diluar kota, padahal Harla sangat menginginkan itu. Hufft, omong-omong soal KKN, Vidan belum mengabari lagi tentang kelanjutan dari proposal mereka. Jangan tanyakan kenapa Harla selalu berhubungan dengan Vidan, ya, karena mereka sudah saling kenal dari kecil, jadi mereka sudah saling nyaman satu sama lain. Dia harus menanyakannya nanti, iya nanti, setelah acara magangnya selesai dan latihan untuk kontes bulan depan. Ketika pintu lift akan tertutup, seseorang menghentikannya, Farlo masuk kedalam lift dan kemudian menekan tombol 3, sebagai lantai yang akan mereka tuju. Hubungan Harla dengan Farlo tidak begitu dekat dikarenakan Farlo yang selalu menutup diri. 

  "Mau kopi?" tanpa disangka-sangka, Farlo yang terkenal dengan image dingin itu menawarinya segelas kopi, Farlo memang membawa dua gelas kopi ditangannya.

  "Eh, iya. Thank you." ucap Harla setelah menerima segelas kopi dari Farlo. 

   "Kaki lo udah baikan?" tanya Farlo lagi. 

  "Lumayan, oh iya, gue Harla. kita belum kenalan secara resmi." 

  "Gue Farlo, dan lo pasti ngerasa kalau gue orangnya dingin juga, ya? kenapa orang selalu mikir kalau gue ini tipe gitu sih?" kata Farlo yang sembari curhat itu.

  "Ya karena lo emang kelihatan gitu." jawab Harla seadanya.

 "Hem, lo dekat sama Pak Gika, ya?" Farlo kini menanyakan hubungannya dengan Pak Gika.

  "Pak Gika itu tetangga gue, hubungan gue sama beliau nggak terlalu baik sih kalau diluar kantor, nyebelin soalnya. Gue aja kaget pas tau dia yang jadi atasan gue." curhat Harla.

 "Pantes kemarin Pak Gika berani gendong lo ke parkiran, jadi trending topik tau." kata Farlo menotifikasi Harla.

  "Masa' sih?" 

 "iya, jadi bahan ghibahan di grup kantor. Lo nggak masuk grup kantor ya? keknya Pak Gika juga, sih." Farlo ember.

 "Eh, tapi keknya grupnya baru dibuat kemarin deh. Dan seingat gue, semua staff keuangan gabung gitu." lanjutnya,

 Harla tampak bingung dan meradang diwaktu yang bersamaan, Pak Gika harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Setelah mereka tiba dilantai 3, Farlo berbisik;

 "Hati-hati terhadap ke-3 teman lo itu, mereka itu tipe orang  yang nggak bisa dipercaya." Setelah ia mengucapkan kalimat yang bernada peringatan tersebut, Farlo meninggalkan Harla didepan lift. Ia masuk terlebih dahulu keruangan mereka dan kembali menjadi pribadi yang cuek. Pribadi yang sangat berbeda dengan orang yang mengobrol dengan Harla di lift tadi,

Masih bilang kalau dia bukan tipe pria yang dingin?

Harla berdecak kesal karena ulah Farlo tersebut, maksudnya apa  berkata seperti itu? apa Farlo ingin membuat Harla meragukan ketiga teman barunya tersebut? 

☆▪︎☆▪︎☆▪︎☆

 Gika memasuki gedung perkantoran dengan langkah yang santai, terlalu menikmati dunianya sendiri sehingga ia tidak memedulikan orang-orang yang sibuk memperhatikannya. 

  "Gue tau lo tetangganya Harla, tapi nggak usah sampai gendong-gendong dong kemarin, kan jadi trending topik sekantor." Ariska menyapanya dengan ledekan tersebut.

 "Sejak kapan lo disamping gue?" Gika tampak terkejut dengan kehadiran Ariska yang tidak disadarinya. 

  "Gue dari pintu masuk udah barengan sama lo, emang lo-nya aja yang sibuk sama dunia sendiri. Mikirin apa sih lo? Harla?" Kata Ariska kesal. 

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Where stories live. Discover now