HOW YOU LIKE THAT?

309 26 15
                                    



  Minggu kedua Harla menjalani masa KKN, itu juga berarti sudah sebulan dia berada di Nias. Hari ini ia sedang mengerjakan beberapa akuntansi sederhana terkait keuangan desa dikantor kepala desa, temannya yang lain sedang mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Ruangannya tidak terlalu besar, namun, ada beberapa perangkat desa yang juga bekerja disini, seperti mengurus surat-surat pengantar untuk keperluan administrasi masyarakat desa. Hal yang membuat Harla merasa tidak enak akhir-akhir ini adalah fakta bahwa Pak Evan mengunjungi mereka, padahal beliau sama sekali bukan dosen pendamping mereka, dan dengan seenaknya dosen tersebut juga menginap dirumah yang mereka tinggali.

  Bukan mau Geer, tapi kok Harla merasa kaya' diikutin ya? apa-apa selalu bersangkut paut dengan Pak Evan. 

 Mempunyai pemikiran seperti itu membuat Harla malas pulang, dia tidak suka melihat wajah Pak Evan terlebih setelah beliau memasukkan Harla ke perusahaan tanpa seizinnya. Adalagi hal yang membuatnya tidak semangat, oh, tentu saja kabar pernikahan seorang pria bernama Argika yang sudah berhembus sejak 2 Minggu yang lalu. 

   "Har, ayo pulang." ajak salah seorang perangkat desa, sekarang memang sudah pukul 4 sore, dimana jam kerja berakhir. Harla yang mendengar ajakan tersebut pun menolak dengan alasan;

   "Duluan aja, Kak, aku lagi ngeposting jurnal ke buku besar." katanya, sebenarnya Harla ragu bahwa perempuan ini mengerti maksud kalimatnya, karena didesa seperti ini jarang sekali menggunakan istilah-istilah akuntansi yang seperti itu. 

  "Oh yaudah, jangan malam-malam pulangnya," pesan beliau, Harla mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, dia mungkin terlihat serius dengan pekerjaannya, tapi sebenarnya yang sedang ia pikirkan adalah; 

  "Kenapa Gika nggak punya instagram sih? Harla mau ngepoin jadi nggak bisa." 

  Pukul 5 sore Harla masih berkutat dengan buku besarnya, ia lupa waktu. 

   "Har, pulang. Ada tamu buat lo." Suara Vidan mengagetkan Harla yang sedang sibuk itu, ia mengangkat kepalanya dan menatap Vidan dengan dahi mengernyit. 

   "Siapa?" tanyanya penasaran,

   "Lo lihat aja sendiri," balas Vidan ketus, 

    Mendengar ucapan Vidan, Harla segera membereskan mejanya. Kemudian ia memasukkan beberapa file kedalam tas-nya agar ia bisa menyelesaikannya dirumah. Setelah yakin bahwa sudah tidak ada yang tertinggal, Harla pun keluar dari ruangannya. Masih ada beberapa perangkat desa yang tinggal, jadi Harla tidak perlu mengunci pintu kantor kepala desa tersebut. 

  "Cepetan aelah!" Vidan mengomeli Harla yang berjalan dengan lunglai, jarak antar kantor kepala desa dengan rumah penginapan mereka memang tidak jauh, karena itu mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja. Harla mendengkus, tapi ia mempercepat langkah kakinya untuk bisa menyusul Vidan yang beberapa langkah didepannya. 

  10 menit berjalan, akhirnya mereka tiba dirumah penginapan. Harla membelalakkan matanya tidak percaya saat melihat siapa yang menunggunya diberanda rumah, orang itu tersenyum kepadanya. 

  Uhm, wait!! bukannya pria ini akan segera bertunangan? jadi untuk apa dia disini? 

  Pria itu menghampirinya dengan wajah berseri-seri, membuat Harla semakin bingung. 

  "Aku kangen..." pria itu berucap manja, Harla seolah bermimpi disore hari menjelang maghrib ini. 

   "Gue tinggal deh, biar nggak ganggu." Vidan meninggalkan mereka dengan senyum penuh arti yang tersirat. 

   "Bapak ngapain kesini?" tanya Harla, ia masih sangat linglung dengan keadaan tak terduga ini. Setelah sebulan tidak bertemu, kenapa jiwa manja-nya malah semakin bertambah? 

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Where stories live. Discover now