Hmmm... program magang ya..Gika hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya ketika Ariska memberitahu akan ada anak magang di departemennya. Sebenarnya dia sudah tau akan hal itu dari Pak Erden kemarin, tapi Gika berpura-pura tidak tau karena terlalu malas memberitahu Ariska bahwa ia sudah mengetahuinya. Tapi yang membuat Gika kaget adalah, ternyata si anak magang satu-satunya yang dari universitas tersebut berada dalam pengawasannya langsung. Ugh.. merepotkan. Kenapa si Pak Erden suka ngasih keputusan tanpa sepengetahuannya, sih?
Lebih tepatnya ini ulah Evan!
Mulai hari Senin, ya?
Semoga si Mahasiswa itu memang benar-benar pintar dan cerdas seperti kata Pak Erden, agar dia tak terlalu lelah dan repot mengajarinya. Selain si anak kuliahan itu, ada 3 anak magang lainnya di departemen keuangan. Hanya saja mereka magang untuk mendapatkan kontrak pekerjaan, bukan untuk nilai kuliah dan mereka semua bukan berada dibawah pengawasan Gika. Gika merapikan mejanya dan bersiap untuk pulang, ketika Ariska datang tadi memberinya pengumuman, Gika baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
"Mau dinner bareng nggak?"
Itu pesan dari Eriza, perempuan yang pernah dikenalkan oleh Mamanya. Gika tak pernah ingin melanjutkan hubungan dengan perempuan itu karena bukan tipe Gika sama sekali. Entah darimana Mamanya mendapatkan ide untuk mendekatkan mereka berdua.
"Sorry, gue nggak bisa." Tolak Gika. Sebenarnya dari dulu dia sudah sangat ingin memblokir Eri, begitu dulu ia meminta dipanggil. Eri itu tipe wanita yang tidak mau menyerah, sebenarnya Gika suka semangatnya itu, tapi Gika berharap semangat itu digunakan untuk sesuatu yang benar, bukan untuk mengajaknya kencan. Kenapa Gika tidak mau melanjutkan hingga ke hubungan asmara? Karena sebenarnya Eri tak suka diajak berkomitmen, dia hanya butuh teman kencan, bukan teman untuk membina hubungan. Sementara Gika adalah orang yang sangat menjunjung tinggi sebuah komitmen, dia tak suka berjalan kesana kemari dengan perempuan yang tidak memiliki hubungan dengannya atau hanya teman buat 'hang-out'.
"Gue didepan kantor lo nih, udah bubar kan?" Shit! Balasan Eri berikutnya membuat Gika kelimpungan, apa yang harus ia lakukan? Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, dan Gika butuh pulang segera. Dia tidak mau tiba dirumah dengan kondisi sudah gelap.
Menghalangi aktivitas berburu makanan Gika.
Dengan segera Gika mengumpulkan beberapa file, kemudian memotonya dan mengirimkannya ke Eri.
" a bunch of work, need to do an extra today, sorry."
Terpaksa Gika harus mengacaukan kembali meja kerja yang barusaja ia bereskan. Semua ini ia lakukan demi menghindari Eri. Huh, waktunya untuk berburu streetfood disekitaran rumahnya jadi berkurang kan? Jika Eri pintar, dia pasti sadar kalau pekerjaan Gika nggak mungkin sebanyak itu, memangnya nggak dikerjain dari pagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)
RomanceHighest rank: rank 1 dalam lovehaterelationship rank 1 dalam officelovestory Si Cowok mikirnya si ceweknya pembantu, tapi kok modis? Si Cewek mikirnya si cowok ini udah nikah, suami istri kok mirip? Ini tentang Argika Demian Hutomo yang penasaran s...