START

294 28 0
                                    

Girls time!!

 2 Minggu setelah Mbak Arlyn resmi menjadi seorang istri, ia mengajak Harla untuk menghabiskan waktu bersama dihari Sabtu ini, Mas Jevan sibuk mengajar hingga Mbak Arlyn tidak ada yang menemani. Harla mengajak Arlyn ke RS terlebih dahulu untuk memeriksakan kakinya, setelahnya mereka berjalan-jalan berkeliling kota. 

   "Kamu keknya lagi banyak pikiran, Har. Kenapa? cerita dong sama Mbak." Suara Mbak Arlyn menyadarkan Harla dari lamunannya, mereka sedang duduk disebuah kafe untuk beristirahat sejenak sebelum kembali menjelajahi mall demi mall di kota Jakarta yang padat ini. Harla menghela nafasnya, ia melipat kedua tangannya didada, dan menyandarkan tubuhnya dikursi. 

  "Sebenarnya Aku tuh udah nggak kerasan Mbak dikantor, mau keluar cuma nanggung ini tinggal 2 Minggu lagi magangnya." cerita Harla, Arlyn mendengarkannya dengan seksama. 

  "Kemaren tiba-tiba aja laporan dan backup-annya hilang, padahal laporan itu sangat penting buat ujian kompetensi aku plus buat bahan rapat, keknya ada yang sengaja mau ngejebak aku deh." lanjutnya, Arlyn mengangguk paham sambil menyesap kopi lattenya. 

  "Terus gimana?" tanyanya,

  "Nggak gimana-gimana sih, soalnya atasan aku punya backup data yang aku kirimin lewat e-mail pribadi, tinggal rapihin dikit lagi terus beres. Cuma ya itu, nggak enak banget rasanya ditargetin orang. Mana aku nggak tau lagi alasan mereka nargetin aku tuh apa, jadi kepikiran." tambahnya lagi, 

  "Kamu kan tinggal 2 minggu lagi dikantor, tahan-tahan aja, tapi kalau semisal perusahaan minta kamu buat tinggal ya jangan mau, kalau semisal ada yang iri sama kamu gimana?" nasihat Arlyn,

  "Dih, aku juga ogah deh bertahan dikantor toxic gitu." 

  "Sebenarnya tiap lingkungan itu pasti ada aja yang toxic, tinggal pinter-pinter kita aja mau bersikap gimana, tapi paling bagus sih ya nggak usah ditanggepin." Kata Arlyn mengingatkan, 

  "Cuma nggak semua orang punya kemampuan buat nggak ngasih feedback ke hal-hal toxic gitu sih, ada yang kepikiran ampe depresi sendiri." lanjut Arlyn lagi, Harla mengangguk paham. 

  "Berarti nanti di bulan 9 langsung ke Nias, ya? berapa bulan sih biasanya kalau KKN tuh?" Arlyn menanyai Harla tentang rencana KKN-nya, 

  "3 bulan doang sih, Mbak." jawab Harla singkat,

 "Terus nanti rencananya abis tamat kuliah, ngapain?" Arlyn mengajaknya berbicara tentang rencana masa depan. 

 "Nikah aja, Mbak. Hahah," kata Harla bercanda. 

 "Ngaco, emang kamu nggak mau berkarir dulu, gitu?" 

 "Pasti maulah, Mbak. Kalau nggak, ngapain cape-cape dah ngikutin magang dimana-mana tiap libur semester?" jawab Harla, ia meminum jus jeruknya setelah berbicara seperti itu. 

 "Nah itu, kalau bisa berkarir dulu."

  "Tapi, Mbak, aku juga keknya nggak bakal nikah, deh." ucapan Harla tersebut membuat Arlyn melotot kepadanya, 

  "Ngaco kamu, sekuat-kuatnya kamu, suatu saat kamu pasti butuh sandaran juga, butuh teman buat diskusi masalah pribadi juga. Om dan Tante akan semakin tua, saudara-saudaramu akan memiliki keluarganya sendiri, dan mereka nggak bisa kamu jadiin sandaran lagi. Kamu tau nggak sih pas dulu Mbak sama Mas-mu tertunda nikahnya? Mbak malah kepikiran buat nggak nikah juga, tapi Mbak kemudian sadar, Mbak butuh Mas-mu dan Mas-mu butuh Mbak, yaudah Mbak perjuangin lagi-lah Mas-mu yang ngambekan itu." nasihat Arlyn lagi, 

  "Berarti dulu yang tertunda itu harusnya batal ya, Mbak, bukan ditunda." tebak Harla, 

 "Ya kalau Mbak nggak keras kepala perjuangin Mas-mu, ya batal nikahnya. Sumpah ya, Mas-mu tuh kalau ngambek susah banget baikinnya." curhat Arlyn lagi, Harla tertawa, kisah cinta Mas Jevan dan Mas Arlyn memang aneh, mereka menikah tanpa pacaran, ya karena memang udah yakin satu sama lain. 

Tetangga 5 Langkah (Revisi On Going)Where stories live. Discover now