Keping 22 : Interogasi Dadakan

Start from the beginning
                                    

"Untuk sekarang, Lora akan pura-pura tak dengar apa yang Bang Sanul katakan. Kita masih ada acara di atas panggung tenda utama 'kan? Kita balik dulu yuk ke sana. Jangan duel di sini. Kan Bang Sanul udah baik tadi nolongin Lora biar Lora bisa makan, masa' baru sebentar jadi orang baik tiba-tiba ribut lagi ama Lora?" Lora berkata panjang lebar demi mengalihkan pembicaraan.

Ikhsan mempertimbangkan kata-kata si gadis sejenak, lalu mengangguk pasrah sambil berkata mengalah, "baiklah, mari kita balik ke tenda."

Sepanjang perjalanan dari dapur menuju tenda utama, keduanya tak lagi berpegangan seperti tadi. Mereka berjalan masing-masing, satu di depan, satu di belakang.

Amira yang terlalu sibuk jadi event organizer tak terlihat batang hidungnya sejak usai sesi pemotretan tadi. Mungkin ibu babyface itu terlalu banyak jobdesk, sampai-sampai anak menantunya yang kabur dari panggung tak ia ketahui.

Langkah Ikhsan dan Lora semakin dekat menuju panggung. Dan Lora benar-benar bisa berakting untuk melupakan apa yang Ikhsan sebut saat di dapur.

Bukan karena ia patuh pada senior tampannya itu, ia hanya menahannya sampai waktu yang tepat. Yang penting saat ini ia sudah tahu siapa wanita yang Ikhsan taksir. Dengan begitu, kapan pun ia mau beraksi, ia tak perlu lagi menerka-nerka siapa targetnya.

...

Mereka berdua kembali naik ke atas panggung di tenda utama. Tanpa basa-basi dan banyak drama langsung duduk di kursi bersanding.

Untungnya saat Lora sudah duduk dengan Ikhsan di singgasana mereka, Ridwan, Lestari, dan Asra baru datang. Kalau sempat anggota keluarga Lora datang saat kursi pengantin kosong, mungkin Lestari akan menyabotase mikrofon vokalis marawis untuk meneriaki nama putri cantiknya.

Lora dapat melihat dengan jelas langkah kaki Mama dan Papanya. Raut wajah haru tergambar dari pasangan itu. Tapi anehnya, alih-alih menemui putri mereka di atas panggung, Lestari dan Ridwan malah berbelok ke tenda Abah Latif. Duduk dan bercengkrama di sana. Membiarkan hanya Ikhsan dan Lora yang bersanding.

Sedangkan Asra mengambil kesempatan untuk jadi foodvloger tanpa tahu malu, mengitari meja hidangan dengan sok membawa kamera, biar dibolehkan makan semuanya.

Lora sudah kenyang. Baterainya full. Jadi ia terlihat lebih segar dan bahagia jika dibandingkan saat sesi foto tadi. Apalagi barusan Ikhsan membocorkan satu rahasia penting, maka bertambah sudahlah rasa bahagia gadis itu.

Gadis berlesung pipi itu lebih sering tersenyum dari pada cemberut. Berkebalikan dengan Ikhsan yang ada di sebelahnya. Si tampan malah risih dan serasa ingin segera ritual duduk bersanding ini selesai. Tak ada minat lagi untuk melanjutkan acara.

Namun tanpa diduga dan disangka oleh Ikhsan, istrinya yang sedari tadi diam saja menikmati suguhan acara tiba-tiba malah terlihat seperti lepas kontrol, berteriak-teriak mengiringi irama musik dan menghentak-hentakkan kakinya. Lebih mirip penonton konser rock n' roll ketimbang pengantin wanita.

Satu lagu, Ikhsan mencoba menahan apa yag Lora lakukan.

Lagu berikutnya, Lora tak berubah, hentakkan kakinya malah bertambah menjadi-jadi.

Lagu selanjutnya, Ikhsan tak tahan lagi, si tampan mengeluarkan suaranya, "kamu kenapa Lora?"

"Bosan Bang." Lora menjawab cepat, "Lora bosan duduk dan liatin marawisan dari tadi."

"Bosan bukan alasan." Ikhsan menimpali datar, "tenang sedikitlah Lora."

"Ya tapi Lora bosan Bang Sanuuuuul, bosan." Lora merengek bak bocah yang kehilangan sebelah sandalnya.

"Apa yang buat kamu tak bosan ha?" Ikhsan mencoba menanyai solusi.

"Kalau GOT7 perform di depan, baru Lora nggak bosan." Lora menjawab ringan sambil menatap suaminya dengan tatapan sebal. Dengan jemari yang dimainkannya ala-ala rapper bergaya.

SanuLora (InsyaAllah, Rindu ini Halal)Where stories live. Discover now