Chapter 38 - See Firsthand

945 112 16
                                    

Bertambahnya usia kandungan, bertambah pula bobot kandunganku. Oleh karena itu, baju-bajuku sudah banyak yang tidak muat, padahal belum lama ini aku juga sudah membeli beberapa baju hamil tapi ternyata semuanya kekecilan.

Jadi hari ini aku pergi ke mall untuk membeli beberapa lagi, pergi sendirian tentu saja, aku malas menyetir jadi aku naik taksi.

"Ambil saja kembaliannya Ahjjusi.." aku langsung pergi setelah membayar taksi.

Aku menelusuri mall seorang diri dengan perut yang buncit, toko pakaian favoritku ada di lantai tiga. Tapi tiba-tiba aku jadi ingin makan ice cream, karena kebetulan melewati toko ice cream, aku singgah sebentar untuk membeli.

"Annyeonghaseyo... selamat datang, mau pesan yang mana?" Tanya barista wanita yang kerja di toko ini.

"Annyeonghaseyo... aku mau medium package rasa matcha campur chocolate."

"Tunggu sebentar ya."

Sambil menunggu pesananku selesai, aku duduk sebentar sambil melepas penat.

"Eoh? Meyra-ya?"

Aku mencari-cari dari mana sumber suara itu, saat aku menoleh ke arah kiri, ternyata Hoseok yang menyapaku.

"Oppa?" Ucapku, dia menghampiriku.

"Sendirian?" Tanyanya ikut duduk di bangku yang ada di depanku.

Aku mengangguk, "Oppa sedang apa di sini?" Tanyaku.

"Ada beberapa barang yang harus dibeli, bagaimana denganmu?"

"Aku juga harus membeli beberapa baju."

"Oh begitu, ngomong-ngomong di mana Jimin? Kenapa kau pergi sendirian dengan perut sebesar ini?"

"Jimin bekerja, lagipula aku masih mampu bepergian."

"Permisi..." panggil barista wanita tadi, pesananku sudah selesai.

"Tunggu sebentar Oppa.." ucapku lalu mengambil pesananku dan membayarnya.

Hoseok juga ikut berdiri, "mau aku temani? Kebetulan aku juga baru sampai." Tawarnya.

"Tidak perlu Oppa, aku bisa sendiri."

"Tenang saja, aku tidak bermaksud apa-apa, niatku hanya tulus ingin membantu."

Seketika aku merasa tidak nyaman padanya, walau bagaimana pun berusaha bersikap biasa saja, tapi rasanya tetap saja canggung.

"Baiklah." Ucapku akhirnya tidak menolak. Kami berdua pun berjalan berdampingan menuju lantai tiga.

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan kuliahmu?"

"Aku mengambil cuti sampai selesai persalinan."

"Aaa begitukah?"

"Iya."

Seketika suasana menjadi canggung, aku tidak tahu harus membicarakan apa, sambil memakan ice cream dengan gelagat ragu. Begitu juga Hoseok yang tampak bingung harus membicarakan apa.

Untung saja orang-orang langsung ramai memasuki lift sebelum lift tertutup, sehingga tidak terlalu canggung jika kami hanya berdua di dalam.

*****

"Oppa, biar aku saja..."

"Aish, sudah kubilang biarkan aku membantumu."

"Tapi itu tidak berat, aku bisa membawanya sendiri."

Hoseok tidak mempedulikan ucapanku, dia tidak mau memberikan bag belanjaanku padaku. Bukan apa, aku hanya merasa tidak nyaman, apalagi jika bertemu dengan orang yang aku kenal, bisa-bisa jadi salah paham.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang