Extra Part - Can't Sleep, Especially Eat

1K 108 1
                                    

Rambut acak-acakan, baju yang dipakai pun sudah tak beraturan, ditambah lagi rasa kantuk yang luarbiasa.

Sepasang suami istri yang tampak sangat kelelahan dengan kedua mata mereka yang sayu dan berat untuk dibuka, tengah mencoba menidurkan kedua putri mereka.

Jam sudah menunjuk angka dua dini hari, tapi kedua bayi kecil itu masih belum memejamkan mata mereka.

"Sayang, kau tidur saja, biar aku yang mengurus Minae dan Mirae." Ucap Jimin membuat Meyra yang tadinya hampir terlelap menjadi sadar.

"Eoh?" Dengan susah payah Meyra membuka matanya, bahkan untuk melihat wajah tampan Jimin saja sudah tak mampu, "bagaimana bisa? Sedangkan kita berdua saja kesulitan, apalagi kau sendiri Oppa." Tolak Meyra, dia beralih untuk menepuk-nepuk bokong Mirae agar putrinya itu cepat tidur.

"Tapi kau terlihat sangat mengantuk."

"Tidak apa Oppa, sudah tanggung jawab kita sebagai orang tua."

Jimin mengangguk kecil bersamaan dengan senyum samar, sebenarnya dia tidak tega melihat istrinya kelelahan seperti ini, walaupun dia juga sangat kelelahan, mengurus perusahaan dan saat pulang harus lanjut mengurus anak.

Usaha mereka berdua masih belum berhasil, kedua putri mereka masih belum menampakkan tanda-tanda untuk tidur.

Di menit berikutnya tiba-tiba Minae menangis di gendongan Jimin, membuat Jimin tersadar saat matanya hampir saja menutup sempurna. Jimin berusaha meredakan tangisnya, tapi Minae malah semakin menangis.

"Oppa, sepertinya Minae haus." Ucap Meyra mengerti dengan apa yang dirasakan putri kecilnya itu.

"Tapi stok susu di kulkas sudah habis." Jawab Jimin, dia masih setia menimang Minae agar berhenti menangis.

"Tidak apa, sini berikan Minae, kau gendong Mirae." Meyra sedikit bergeser agar mendekat dengan Jimin yang duduk di depannya, setelah benar-benar dekat, mereka bertukar untuk menggendong putri mereka.

"Kau tidak apa? Kau sangat kelelahan." Ucap Jimin.

Meyra tak menghiraukan ucapan Jimin, memangnya mau bagaimana lagi? Haruskan ia membiarkan anaknya itu kelaparan sepanjang malam?

Untunglah Mirae tidak menangis juga, bisa-bisa gila Jimin dan Meyra.

Tak menunggu lama setelah menggendong Minae, Meyra langsung menaikkan kaosnya yang sudah acak-acakan, dan dia langsung menyusui Minae. Benar saja, Minae langsung terdiam saat disusui oleh Ibunya.

Jimin meneguk ludahnya kasar saat melihat dua buah benda kenyal yang terpampang jelas di depan matanya, walau sudah sering melihatnya, tapi tetap saja sebagai pria normal ia masih tergoda.

Menyadari pandangan Jimin yang nakal ke arah dadanya membuat Meyra menggeleng-geleng heran, "Ya! Oppa! Apa yang kau lihat?!" Pekik Meyra kesal, bisa-bisanya ia masih tergoda melihat kedua benda itu, padahal ia sudah puas merasakannya lebih dulu.

Jimin menggeleng cepat, lalu ia langsung mengalihkan pandangannya ke Mirae yang nampak sudah mulai terlelap.

Meyra menatap Jimin tajam, tapi dia tidak tega juga, mereka berdua bahkan sudah lama tidak berhubungan suami istri karena sibuk mengurus kedua putri mereka.

Selang beberapa menit, Minae sudah mulai terlelap, dan mulutnya juga sudah berhenti menyusu. Perlahan-lahan Meyra membaringkannya.

Jimin juga tertidur sambil menggendong Mirae yang juga tertidur di pangkuannya, Meyra sangat tidak tega melihat Jimin yang tertidur duduk seperti ini.

Dengan sangat hati-hati Meyra mendekati Jimin dan Mirae, dengan sangat perlahan Meyra mengambil Mirae dari pangkuan Jimin, lalu membaringkannya di samping Minae.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITWhere stories live. Discover now