Chapter 9 - What Wrong With Aydin?

1.2K 167 5
                                    

"Geun-a cepat, kalau lama kami tinggalkan ya?" Pekikku meneriaki Geun yang dari tadi belum juga siap, padahal dia laki-laki tapi berdandan lebih lama dari wanita.

"Iya sebentar!!!" Sahutnya berteriak dari dalam kamarnya.

"Geun-a cepat, nanti semakin sore." Pekik Ibu menimpali, Geun benar-benar menyebalkan! Entah apa yang dilakukannya sampai selama ini, mencatok rambut?

"Ayo pergi!!!" Teriaknya sambil menutup pintu kamarnya, akhirnya dia selesai juga.

Sore ini aku dan Aydin mengajak Ibu dan adik-adikku untuk jalan-jalan ke taman hiburan, Yira dan Geun ingin sekali naik Roller Coaster katanya, jadi aku dan Aydin akan memuaskan mereka hari ini.

Sekarang masih jam tiga sore, jadi kami punya waktu banyak untuk bermain di sana nanti. Tempatnya tidak terlalu jauh, mungkin hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai.

Setiap jalan yang kami lewati memiliki begitu banyak kenangan, dulu saat kami masih SMA, setiap pulang sekolah aku dan Aydin selalu pergi untuk bermain terlebih dahulu.

Asan adalah tempat kami tumbuh dan menghabiskan masa-masa kecil kami, Aydin dan keluarganya pindah ke Seoul saat Aydin masuk kuliah. Orang tuanya tidak mau membiarkan Aydin tinggal sendirian di Seoul, walaupun tinggal bersamaku di one room saja Ibunya tidak mengizinkan.

Selama dua tahun aku tinggal di one room sendirian dan selama itu juga Aydin selalu datang setiap malam untuk melihat apakah aku baik-baik saja. Dia takut hal yang tidak-tidak terjadi padaku katanya, tapi setelah aku menikah, dia sedikit lega karena aku tidak tinggal sendirian lagi.

"Geun-a, kau mau naik yang mana dulu nanti?" Tanya Aydin sambil memarkirkan mobilnya.

"Memangnya boleh naik banyak-banyak?" Tanya Geun antusias, matanya berbinar saat Aydin menanyainya begitu.

"Tentu saja, aku dan Noona-mu akan membayar semuanya." Sahut Aydin lagi dan perkataannya barusan sukses membuat Yira dan Geun berteriak kesenangan, Ibuku hanya tertawa melihat mereka yang begitu bahagia.

Dengan tak sabaran Geun dan Yira langsung berlari meninggalkan kami, aku sangat bahagia melihat mereka begitu senang, ini adalah yang kuinginkan dari dulu.

Senyum dan tawa merekalah yang kuinginkan, bukan malah kesedihan dan kesengsaraan yang mengikat mereka.

Tuhan, terima kasih telah mengabulkan satu persatu doaku.

*****

"Geun-a aku lelah, kepalaku pusing."

"Ayolah Noona, sisa satu lagi!"

"Tidak, aku tidak mau!"

"Yiraaaaaaaa-ya cepat, ayo sekali lagi!!!" Geun menarik-narik Yira agar mau naik wahana terakhir yang belum mereka naiki. Mau tidak mau Yira menuruti kemauan Geun, padahal dia sudah hampir muntah setelah menaiki Roller Coaster.

"Meyra-ya mau makan di mana?" Tanya Aydin.

"Eomma mau makan apa?" Tanyaku pada Ibuku setelah Aydin menanyaiku.

"Terserah kalian saja." Sahutnya.

"Kita ke sini saja, ada beberapa menu baru." Ucap Aydin sambil memperlihatkan sebuah restoran dari dalam ponselnya.

"Boleh." Sahutku sambil mengangguk, kapan lagi aku bisa membawa keluargaku makan mewah kalau bukan sekarang?

"Kita tunggu mereka berdua selesai main, setelah itu kita pergi." Sambung Aydin sambil menyeruput minumannya.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITKde žijí příběhy. Začni objevovat