Chapter 40 - Run Away

1K 115 8
                                    

Drrrttt... Drrrttt...

Jimin tidak berhenti menelfon dan mengirim pesan, aku langsung mematikan daya ponselku. Aku benar-benar benci padanya, sangat benci.

Sesampainya di rumah aku langsung berlari ke kamar, tidak peduli dengan rasa nyeri di perutku, aku tidak peduli, aku hanya ingin pergi.

"Maafkan Eomma sayang, maafkan Eomma." Aku benar-benar merasa bersalah pada anakku, dia jadi harus menanggung rasa sakit ini juga.

Entah apa yang aku pikirkan, aku langsung menghubungi Aydin. Aku tidak tahu ada apa antara Aydin dan Jimin atau cuma aku yang salah paham, yang jelas hanya dia yang dapat aku hubungi saat ini.

"Aydin-a, cepat jemput aku sekarang! Cepat!" Aku masih tidak bisa berhenti menangis, aku benar-benar hancur.

"Meyra-ya kau kenapa?!" Aydin terdengar panik mendengar suaraku yang disertai tangis.

"Cepat jemput aku sekarang!" Pekikku.

"Iya Meyra-ya, aku ke sana sekarang." Dia terdengar tergesa-gesa.

Saat panggilan terputus, aku langsung mengambil koperku di lantai dua, lalu mengemasi barang-barangku yang ada di kamar. Nafasku tersengal-sengal, aku memasukan pakaianku dengan tergesa-gesa ke dalam koper.

"Aku membencimu Oppa!"

"Aku membencimu!"

Buru-buru aku menghapus pipiku yang basah, untuk apa juga air mataku yang berharga keluar untuk pria brengsek sepertinya.

"Kau kuat Meyra-ya!"

"Aku tahu kau kuat!

"Kau harus bertahan demi anakmu!"

Menyemangati diri sendiri, hanya itu yang bisa aku lakukan.

Bersusah payah aku menutup koperku akhirnya berhasil, langsung bergegas keluar sambil menyeretnya.

Sesampainya di pintu depan, aku melihat pembantu baru yang bekerja di rumah ini sedang mengunci pintu. Seluruh jendela pun dia kunci.

Aku yakin, pasti Jimin menanyakan keberadaanku dan memintanya untuk menahanku.

"Jangan berani-berani menghalangiku!" Bentakku padanya, dia tidak berani menatapku.

"Maafkan aku nyonya, tapi ini perintah tuan." Ucapnya membuatku semakin geram.

"Aku tidak peduli! Cepat buka pintunya sekarang!" Aku benar-benar berteriak, aku tidak pernah seperti ini kepada orang yang lebih tua dariku, tapi jika dia tidak membuka pintunya aku bisa saja kehilangan kendali.

"Cepat Ahjjuma! Aku tidak akan memaafkanmu jika sampai Jimin datang!" Bentakku lagi, dia benar-benar tidak berani menatap mataku.

"Cepat Ahjjuma kumohon!" Rengekku lagi, aku benar-benar putus asa.

"Baiklah nyonya." Akhirnya dia pun mau membuka pintu, aku yakin dia pun pasti tidak tega melihatku yang terlihat sudah benar-benar kacau. Walaupun dia bingung dengan situasi apa ini, padahal dia selalu melihat kami baik-baik saja.

Tanpa menunggu lama, aku keluar dari rumah sambil menyeret koperku. Tapi sialnya Jimin datang saat aku baru sampai di halaman rumah.

Aku semakin mempercepat langkahku, aku tidak ingin bertemu dengannya lagi. Aku muak dengan wajah dan tingkah manisnya di depanku.

"Meyra-ya!!!" Dia keluar dari mobil dan langsung mengejarku.

Praaakkk...

Dia menarik koperku lalu melemparkannya asal.

Part Of My Wound [Park Jimin] - SEGERA TERBITजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें