👑 Eoncounter

2.2K 294 65
                                    

"Jeno mengalami cedera tulang belakang yang cukup serius, Tuan. Cedera tersebut terjadi akibat kecelakaan yang di alaminya beberapa waktu lalu. Gejala utama yang dirasakan Jeno adalah sakit kepala. Benturan keras dalam kecelakaan tersebut sepertinya berhasil mengganggu tulang belakangnya. Kalau di biarkan cedera tersebut akan merusak sumsum tulang belakang. Dan itu fatal." dokter Leo memberi penjelasan atas diagnosanya pada Dimas siang itu. Beliau memang sengaja mengundang Dimas untuk datang menemuinya di rumah sakit.

Dimas menutup wajah dengan kedua tangannya. Seperti ada pukulan keras tepat menghantam dadanya. Sakit bukan main mendengar penjelasan dokter Leo. Dokter yang selalu merawat Jeno sejak kecil. Dokter itu tak pernah memberikan berita buruk padanya mengenai Jeno. Tapi akhir-akhir ini pria itu selalu memberinya berita tidak menyenangkan.

"Seberapa parah, Dokter?" tanya Dimas.

"Untuk saat ini saya masih terus memantau keadaan Jeno. Anda bisa membujuknya untuk terus melakukan pemeriksaan dan terapi. Setidaknya, terapi bisa sedikit mengurangi efek cedera yang terjadi." jelas dokter Leo yang juga tampak sedih karena harus menyampaikan berita tak menyenangkan itu.

"Apa yang akan terjadi selanjutnya pada Jeno, Dokter?" tanya Dimas.

"Jeno belum menunjukkan sesuatu yang signifikan saat ini. Tapi cedera tulang belakang yang dibiarkan begitu saja akan menyebabkan kerusakan yang lainnya. Parahnya, Jeno akan kesulitan bernapas bahkan mungkin mengalami kelumpuhan. Hal ini bukan sesuatu yang sepele, Tuan. Jeno benar-benar harus mendapatkan perawatan yang intensif." Dokter Leo menjelaskan panjang lebar.

"Cedera tulang belakang akan mengganggu sistem saraf motorik dan juga sensorik. Perlahan, Jeno akan lebih sering sakit kepala, merasa tubuhnya cepat lelah, bahkan mungkin ia akan kesulitan menerima suatu rangsangan seperti rasa sakit akibat terkena sesuatu. Cedera ini bisa membunuh sebagian besar gerak seseorang, merampas sebagian besar indra pada seseorang." timpal Dokter Leo.

Pelupuk mata Dimas sudah basah karena air mata. Rasanya benar-benar memilukan. Hidup putranya benar-benar berhasil di rampas habis oleh Michael. Pria jahanam yang berasal dari dasar neraka. Sungguh, kenyataan pahit lagi-lagi datang padanya. Datang pada Jeno. Meluluhlantakkan hatinya sekali lagi.

"Hentikan semua aktivitas Jeno yang bisa memicu cederanya semakin parah, Tuan. Jeno benar-benar harus lebih banyak beristirahat dan menghentikan semua aktivitas beratnya." ujar Dokter Leo.

"Bagaimana bisa?" Dimas menatap pias pria di depannya. "Jeno bahkan bersikeras melakukan semua hal yang biasa di lakukannya sebelum penglihatannya hilang." jelasnya.

"Cedera tulang belakang bisa sembuh tergantung pada seberapa parah cedera yang terjadi. Dan untuk kasus Jeno saya masih terus mengamati gejala yang sering terjadi pada putra Anda." tukas Dokter Leo kemudian menghela napas panjang. Rasanya mendebarkan tiap kali menyampaikan sebuah diagnosa kepada keluarga pasien.

"Jadi maksud dokter, terapi belum tentu mampu menyembuhkan? Hanya mengurangi efek cedera yang terjadi? Begitu maksudnya?" tanya Dimas.

Dokter Leo mengangguk. "Apalagi cedera yang di alami Jeno di akibatkan karena benturan cukup keras dalam sebuah kecelakaan." jawab Dokter Leo.

Dimas menunduk dalam. Meremat kedua tangannya kuat-kuat. "Saya nggak mau putra saya sakit, Dokter." katanya.

"Nggak ada satu orangtua pun yang mau putra atau putri mereka sakit, Tuan." ujar Dokter Leo. Ia juga merasa iba pada pria di depannya.

"Jeno punya banyak mimpi dan keinginan yang belum terwujud. Jeno punya banyak rencana yang belum terealisasikan. Jeno punya banyak hal yang ingin dilakukan. Saya nggak akan sanggup jika semuanya terhalang hanya karena dia sakit." Dimas meneteskan kembali air matanya.

A LITTLE PRINCEWhere stories live. Discover now