👑 Back

2.9K 325 47
                                    

Kedua mata bening itu berkedip sekali lagi. Membuat sebuah senyum kembali terukir indah di wajah Dimas dan Anne. Meski pemilik kedua mata bening itu belum bisa bicara apapun karena ventilator yang masih terpasang di mulutnya, namun tak membuat kebahagiaan Dimas dan Anne berkurang sedikitpun. Mereka bahagia karena akhirnya Jeno berhasil membuka kedua matanya lagi. Anak itu berhasil dengan perjuangannya. Anak itu berhasil kembali setelah beberapa kali kehilangan detak jantungnya. Dokter benar, Jeno anak yang kuat. Jeno mampu mensugesti dirinya untuk kembali.

Setelah hampir empat hari lamanya, Anne dan Dimas akhirnya bisa menatap secara dekat wajah Jeno. Selama empat hari mereka hanya bisa menatap Jeno dari luar ruangan. Petugas medis sama sekali tak mengizinkan Jeno di temui siapapun termasuk orangtuanya sendiri. Ruangan ICU dimana Jeno berada benar-benar di sterilkan demi memaksimalkan proses perawatan yang berlangsung.

"Ayah tahu kalau Jeno anak yang kuat dan hebat." Dimas menatap manik mata Jeno. Meskipun putranya itu tak bisa melihat, namun Dimas yakin kalau Jeno pasti tahu kalau ada ia di sisinya saat ini.

"Bunda bangga sama Jeno." gantian Anne yang memuji putranya itu. Rasanya benar-benar melegakan karena bisa kembali melihat sepasang mata bening yang selalu ia sukai itu. Tuhan benar-benar mendengar doanya ketika ia sudah benar-benar pasrah.

"Suster, semuanya stabil kan?" tanya Dimas pada seorang suster yang sedang berada di ruangan itu. Mencatat yang seharusnya dicatat.

"Untuk saat ini semuanya terlihat stabil, Pak. Jika perkembangan Jeno terus membaik dan signifikan, kami bisa segera memindahkannya ke ruang perawatan." jelas suster bernametag Sarah Davina itu.

"Terima kasih, Suster." Anne melontarkan seutas senyum terbaiknya. Sungguh, rasanya seperti semua beban di bahunya menguap tanpa sisa.

Suster tersebut mengangguk kemudian pamit meninggalkan ruangan.
Dimas yang masih asik menatap wajah Jeno pun berusaha menyentuh tangan putranya itu. Dalam hati ia berharap Jeno mampu merespon sentuhannya.

"Terima kasih sudah bertahan, Jeno." ucap Dimas seraya menatap pulse oxymeter yang terpasang di jari telunjuk putranya itu. Ia sungguh bersyukur untuk kebaikan Tuhan yang tak pernah putus menghampiri hidupnya.

Jeno memejamkan kedua matanya sebentar dan membukanya kembali. Dan Anne menganggap itu adalah cara Jeno merespon ucapan Dimas barusan.

"Lekas pulih, Sayang. Bunda pengen Jeno kembali pulang dan menghangatkan rumah kita lagi. Seperti biasanya." Anne lalu memberi kecupan singkat di kening putranya itu.

Dimas tersenyum mendengar ucapan Anne. Wanita itu benar-benar terlihat sangat lega. Setelah Jeno dikabarkan siuman beberapa menit lalu, wajah Anne langsung terlihat berseri. Meskipun lelah, Anne tetap berhasil memancarkan kebahagiaan luar biasa di wajahnya. Ekspresi yang sama seperti setelah melahirkan Jeno kala itu.

👑👑👑

"WIRATAMA GRUP TETAP BUNGKAM PERIHAL INSIDEN PENEMBAKAN JEFRANNO WIRATAMA"

"DIMAS WIRATAMA DAN ANNE WICAKSANA KOMPAK BUNGKAM PERIHAL KONDISI PUTRA MEREKA"

"ANNE WICAKSANA SIAP MENUNTUT SIAPAPUN YANG BERANI MEMBERITAKAN SOAL PUTRANYA"

"DIMAS WIRATAMA AKAN MENGAMBIL JALUR HUKUM TERKAIT BERITA TIDAK BENAR TENTANG PUTRANYA"

"WIRATAMA GRUP SIAP PENJARAKAN SIAPAPUN YANG BERANI MEMBERITAKAN TENTANG JEFRANNO WIRATAMA"

Musibah yang di alami keluarga Wiratama dan Wicaksana berhasil mengundang rasa penasaran publik. Bagaimana tidak, dua keluarga tersebut selama ini selalu dianggap baik-baik saja dan selalu aman dari serangan apapun. Hampir semua orang beranggapan dua keluarga tersebut sama sekali tak pernah terdengar memiliki musuh. Tapi kejadian penembakan yang dialami Jeno membuat mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan dua keluarga konglomerat itu.

A LITTLE PRINCEWhere stories live. Discover now