♠️ 5 ️G o d t h e b e s t

659 59 4
                                    

Tuhan ajarkan aku mengerti semua kehendakmu karena aku percaya apa pun yang kau lakukan untuk hidupku adalah yang terbaik . Meski terkadang akan terasa sangat menyedikan tapi yang pasti engkau Tuhan yang terbaik Tuhan aku serahkan hidup ku pada mu.

Derek Alfaedison Smith.

"HEY CULUN KAU TIDAK PUNYA MATA YA??? HEY APA KAU TERLUKA?? " Oliva mengerut sebelan keningnya. Namun Alfa berjalan menudukkan kepalanya dan pergi dari hadapan gadis itu. Alfa sungguh dilandah kebingungan.

"CK JAWAB AKU APA KAU TULI??!!" Olivia segerah mengejar pemuda itu dan merentangkan tangannya tepat di depan Alfa yang berjalan dengan kepala terduduk.

Karena geram tak mendapat respon dari Alfa ia dengan kesal menangkup kedua tangannya dirahan pemuda itu. Sekarang Olivia bisa melihat wajah Alfa tapi pandangan pemuda itu tetap menatap kearah tanah yang ia pijak.

Sebenarnya ada apa dengan pemuda ini? pikir Olivia dengan bingung. "Ma...ma...maaf...ak...aku...har...harus ...pula...pulang!" katanya lembut dan perlahan menudukkan wajahnya.

"TIDAK SEBELUM KAU JELASKAN WAJAH MU KENAPA?! " Ia mencodongkan wajahnya dengan Alfa. Alfa meneguk ludahnya dengan susah payah.

Oh Tuhan apa yang akan dilakukan gadis ini sekarang belum, cukup ia membuatku merasa bingung. Sekarang ia membuatku menjadi gugup!

Alfa memundurkan kepalanya perlahan-lahan dan Olivia masih mengamatinya dengan intens.

"Ck kau ternyata keras kepala juga yaa? Kau beruntung hari ini aku tak tertarik membullymu tapi siapa bilang kau bisa tenang. Aku bisa membuatmu merasa tertekan, kerjakan tugasku lagi aku tak mengerti dengan tugas ini !! " Olivia melangkah beberapa jarak dari Alfa dan membuka ranselnya.

Ia memberikan beberapa tumpukan buku-buku tebal, pada pemuda itu. Jika saja Alfa mengatakan apa yang terjadi kemungkinan besar ia tak akan menyuruh Alfa mengerjakan tugasnya. Alfa yang menatap punggung nya bergerak kearah sebuah toko barang antik.

Tangannya serasa mau patah saja saat tengah mengendarai mobilnya. Setelah tiba dirumah terlihat rumah sepi lagi tak terdengar keributan yang selalu ditimbulkan oleh Raider dan Sherly.

Dengan berat hati Alfa meraih buku-bukunya Olivia yang beratnya minta ampun.

Terkadang Alfa berpikir jika ia seorang gadis tentu ia akan menangis sepanjang malam meratapi nasibnya yang sangat memprihatinkan. Selalu dibullying dikampus dan ketika pulang pun ia akan mendapatkan perlakuan yang sama oleh adiknya sendiri. Nyeri terasa didadahnya entalah sesak menjalar dikerongkongannya.

Apa sebaiknya aku mati saja yah mungkin semuanya akan membaik tapi sayangnya. Itu bukan yang Tuhan inginkan.

Ia tengah mengobati wajahnya yang berdarah. Ia merasa tak ada gunanya mengobati luka-lukanya karna tentu ia akan mendapat luka baru lagi diesok hari. Ia merebahkan tubuhnya dengan hati-hati karena rasanya sekujur tubuhnya terasa begitu sakit jika Olivia tak segera menolongnya entah apa yang terjadi sekarang. Mungkin ia akan terbaring lemas di rumah sakit dengan peralatan kesehatan medis tentunya. Tapi kenapa gadis itu juga harus berkata kasar padanya.

Sebenarnya ini ada apa ya??

Ia menutup matanya perlahan dan menyikirkan segalah macam pikiran-pikiran membingungkan yang tengah bersarang didalam otaknya.

"Hey bangun kau!!! "
Seseorang mengucang tubuh Alfa.

"Dasar culun ayo bangun!! " Raider menarik selimut dari tubuh kakaknya. Tengah tertidur pulas.

"Ck ku bilang bangun yaa bangun culun!!! " ia menarik tangan kasar kakaknya, sehingga Alfa langsung duduk dan meringis kesakitan.

Ia menoleh dan tersenyum simpul lalu Raider meletahkan tumpukan buku-buku tugasnya diatas ranjang kakaknya.

SAD BOY [END]✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat