Leonara - 31 √

92.7K 9.1K 1.1K
                                    

Tidur Aurora terusik saat merasa ada sebuah tangan kekar yang memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur Aurora terusik saat merasa ada sebuah tangan kekar yang memeluknya. Aurora mengerjapkan matanya dan segera melepas lilitan tangan kekar yang ada di pinggangnya. Ia sudah tau itu tangan siapa. Tanpa berkata lagi Aurora segera beranjak bangun.

Aurora merasa sangat lapar dan haus. Ia ke dapur dan mengambil beberapa cemilan dan minuman soda. Setelah itu ia melangkah menuju ruang TV, menyalakan TV lalu mulai mencari film untuk ditonton.

Bunyi bel apartemen Leon, membuat Aurora mengernyit, ia segera berdiri dan membuka pintu utama.

"ARA!"

Bugh!

"Anjim pantat gue sakit bego!" umpat Aurora. Ia segera melepaskan pelukan Gita dan Vika.

"Lo bedua ngapain ke sini?!" sentak Aurora. Gita dan Vika menyengir lebar.

"Kita khawatir sama lo, ya jadi kita ke sini." balas Gita.

"Kok bisa tau apartemen kak Leon?" tanya Aurora seraya memicingkan matanya.

"Dari gue." sahut Genta dengan muka kesalnya. "Nih dua curut ganggu anjim! Datang ke markas Rezgart pake teriak-teriak lagi." lanjutnya seraya menyelonong masuk diikuti Rio, Marcell dan Dylan.

Aurora menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ayo masuk!"

"Ra?" Aurora mengernyit heran.

"Apaan?" tanya Aurora seraya menutup pintu apartemen.

"Kita udah tau tentang si Elang. Lo di apain aja sama kak Leon?" bisik Vika dengan khawatir.

Aurora tersenyum paksa, "Nggak di apa-apain. Cuma bentak doang, lagian gue juga udah kebal kali."

"Sabar ya. Kita selalu dukung lo kok." sela Gita. Aurora hanya mengangguk dan berjalan melangkah ke ruang TV.

"Pada mau minum apa? Biar gue buatin." tawar Aurora.

"Buatin es jeruk ya bu bos." pinta Genta.

"Yang lain?"

"Gue ngikut Genta aja." sahut Rio.

"Ye ikut-ikut lo kambing." timpal Genta. Rio hanya mendelik dan kembali fokus pada ponselnya.

"Kak Marcell sama kak Dylan?" tanya Aurora.

"Sprite ada nggak?" tanya Marcell. Aurora nampak berpikir sejenak,

"Ada kok. Kak Dylan nggak?"

"Nggak."

Aurora mengangguk dan segera berjalan ke dapur diikuti Gita dan Vika. Namun baru ditengah jalan, suara Dylan kembali mengintrupsi, membuat langkah ketiganya terhenti.

"Vika sini!" titah Dylan tegas dengan wajah datar.

"Bentar aku bantu Ara sama Gita dulu."

"Sini!" Vika mendengus kasar.

LEONARA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang