Extra Chapter 4

62.8K 3.3K 924
                                    

☆☆☆

"Apa kabar, Bro? Masih hidup lo?"

Pria itu hanya bergeming. Kedua matanya masih memperhatikan Aurora dengan rasa bersalah. Leon yang melihat itu hanya terkekeh kecil.

"Selama ini lo yang selingkuh sama Ara? Sangat mengejutkan." Leon menepuk tangannya kecil diikuti kekehan. Ia melangkah pelan menghampiri pria itu.

Namun, Aurora langsung menahan lengannya. Leon berdecak. "Wow, lo marah? Lo takut gue sentuh selingkuhan lo?"

Aurora menggeleng. "Aku nggak selingkuh, Leon! Kamu nggak percaya sama istri kamu sendiri?!"

"Kalo bukan selingkuh, apa namanya? Main di belakang gue?" tanya Leon lalu menghempas lengan Aurora.

Emosinya tersulut. Ia memandang pria itu dengan tajam, lalu tanpa aba-aba, langsung meninju rahangnya dengan kuat. Sontak Aurora memekik kaget dan menjauhkan Leon dari pria yang disebut Leon ‘selingkuhan’ itu.

"Leon, berhenti!"

Bugh!

Leon tersenyum miring kala pukulannya mendarat keras di rahang kiri pria itu. Sebenarnya, pria itu bisa saja menghindar, menahan, atau bahkan membalas Leon. Tapi semua itu tidak dilakukannya. Ia hanya pasrah saja saat Leon kembali memukul dan menendangnya berkali-kali hingga dirinya jatuh ke lantai dengan darah yang bercucuran dari hidung dan bibirnya.

Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Leon mendekati Aurora yang mematung, dan memegang kedua pipi Aurora dengan satu tangannya. "Bangsat. Jujur sama gue! Sejak kapan, Ra?!"

Aurora menggerakan kepalanya berusaha melepas tangan Leon di wajahnya. Setelah terlepas, ia langsung menghampiri pria itu dengan kaki dan tangannya yang gemetar. "K-kamu harus dengerin penjelasan aku dulu! Kita bicarain baik-baik."

Leon berdecak kasar. "Lo masih ngebela selingkuhan ini? Sialan emang lo, Ra!"

"UDAH BERAPA KALI AKU BILANG. AKU NGGAK SELINGKUH! DENGERIN AKU DULU, LEON!"

Leon terkekeh getir. Hatinya terasa sakit. Bahkan Aurora sampai membentaknya dengan suara yang tinggi. Apa lagi yang harus Leon dengar? Untuk apa ia mendengarkan cerita perselingkuhan istrinya sendiri? Aurora pasti sudah gila!

Leon menggertakkan giginya. Membunuh pria itu tidak akan membuatnya puas. Mendengarkan penjelasan Aurora? Tidak akan. Ia terlanjur kecewa. Kecewa dengan Aurora yang berani-beraninya bermain di belakangnya.

Apa yang kurang darinya hingga Aurora memilih pria bangsat itu? Apa hebatnya dia?

Leon mengepalkan tangannya. Ia menatap tajam kedua insan di sampingnya, lalu melangkah keluar.

Aurora menatap kepergian Leon dengan mata yang berkaca-kaca.

Pria itu mengembuskan napasnya pelan. "Kejar dia, Ra. Kita berdua sama-sama nggak mau dia salah paham, kan?”

Aurora mengangguk pelan dengan air mata yang entah sejak kapan sudah mengalir. Aurora segera berlari mengejar Leon. Ia tidak ingin kehilangan Leon. Aurora mencintai Leon.

Berselingkuh.

Pikiran untuk menduakan Leon tidak pernah ada sama sekali. Namun, keadaan menjerumuskannya ke dalam kata-kata itu. Ia menahan lengan Leon yang hendak menaiki mobil. Namun, Leon segera menepisnya.

"Leon, aku minta maaf. Aku mau bilang ini sama kamu dari awal... tapi—"

"Diem!"

Aurora terisak. "Plis, dengerin aku dulu."

LEONARA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang