Secercah sinar cahaya matahari menyeruak masuk ke kamar yang bernuansa abu-abu. Seorang gadis yang tertidur mulai terusik akibat cahaya matahari. Ia bangun dan duduk ditepi kasurnya. Gadis itu memicingkan mata lalu melirik jam di mejanya. Betapa terkejutnya ia melihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh––yang dimana sebentar lagi akan diadakan upacara.
"Mampus terlambat nih gue." gumam Aurora.
Ia langsung bergerak menuruni ranjangnya dan segera memasuki kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Setelah 15 menit berkutat di dalam kamar mandi, ia langsung keluar dengan seragam putih abu yang melekat ditubuhnya. Tanpa babibu lagi, ia segera mengambil tas sekolahnya dan keluar dari kamar, menuju meja makan.
"Abang kenapa nggak bangunin Ara sih?" rengek Aurora saat kakinya sudah melangkah di meja makan.
"Udah gue bangunin, tapi lo kebo banget." delik Arka. Aurora mengerucutkan bibirnya sebal.
"Bibir lo nggak usah monyong-monyong, gue tampol nih."
"Arka nggak boleh gitu," peringat Caesar.
"Iya Pah maaf, Arka becanda doang." jawab Arka.
"Kamu sudah bertemu dengan calon istri kamu?" tanya Caesar.
"Sudah." jawab Arka dengan datar.
"Ingat jangan coba-coba untuk membatalkan perjodohon ini!" Arka hanya mengangguk, menurut pada Papanya.
"Emang calonnya siapa sih?" sahut Aurora.
"Kepo."
"Ara nanya sama Papa ya, bukan sama abang. Ge-er banget!" ujar Aurora sinis.
"Santai dong matanya." balas Arka seraya terkekeh.
"Udah jam segini loh. lo mau ngobrol terus dek?" Aurora langsung menepuk jidatnya dan segera berdiri. Tak lupa ia salim terlebih dahulu ke orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah.
"Ayo bang Ara udah telat nih."
"Ck! Sabar." Dengan terburu-buru Arka segera salim.
"Arka berangkat dulu, assalamualaikum." teriak Arka dan segera melenggang pergi menaiki mobil bersama Aurora, sang adik.
Butuh waktu beberapa menit untuk sampai disekolahnya, Aurora terus menggerutu sepanjang perjalanan. Arka hanya diam, mendengarkan semua omelan yang dikeluarkan sang adik.
Setelah sampai di sekolah Aurora langsung menatap sekolah yang sudah sepi. Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan.
"Pantes, udah ditutup." lirih Aurora.
"Udah sana turun, abang mau kerja." Arka mendorong pelan bahu sang adik.
"Nggak baik-baiknya lo jadi abang." ucap Aurora seraya salim kepada Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARA [Sudah Terbit]
Teen Fiction‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Leonardo Saputra Agraham, seorang ketua Geng motor bernama Rezgart. Paras wajah yang sangat tampan, nyaris semua orang menganggap jika dirinya adalah makhluk tuhan yang sempurna. Sifatnya yang hampir sama dengan Papanya, sa...