☀Part 24☀

672 65 1
                                    

Ayra terbangun lebih dulu karena tendangan diperutnya, dia mendongak menatap suaminya yang masih tertidur pulas. Ayra terkekeh lalu mengecup bibir arya dan terduduk ditepi.

Kenapa dirinya jadi ingin bakso pagi pagi buta begini? Beli sendiri? Bukan ide yang baik.

"A, a'a" Ucap ayra menekan nekan pipi arya.

"Eugghhh... Kenapa sayang?" Tanya arya membuka matanya dan tidur dipaha ayra.

"Aku pengen bakso" Jawab ayra mengerucutkan bibirnya.

"Jam berapa ini?" Tanya arya.

"Jam 06.10" Jawab ayra.

"A'a beli dulu ya" Ucap arya sudah berdiri.

"Emang ada?" Tanya ayra.

"Ada kok" Jawab arya memakai hoodienya.

"Kalo ga ada, ga usah ya a" Ucap ayra memakai bajunya.

"Iya" Ucap arya tersenyum lalu segera keluar setelah mencuci mukanya.

Ayra berdiri dan menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia berjalan menuju kebawah dah duduk disofa.

"Emang ada ya tukang bakso jam segini?" Monolog ayra menatap jam dinding yang menunjukkan 06.30

"Aw" Ayra merintih dengan tangan memegang perutnya. "Sshh pelan sayang"

Ayra tersenyum saat perutnya sudah seperti biasa, dia sangat tidak sabar untuk menunggu buah hatinya lahir kedunia.

"Sehat sehat sayang, daddy dan mommy menunggu kalian disini" Bisik ayra mengusap perutnya.

Ceklek

Ayra menoleh kearah pintu dan menatap arya yang datang dengan keresek ditangannya.

"Ada a?" Tanya ayra.

"Kalo ga ada aku ga akan bawa ini sayang" Kekeh arya menaruh kereseknya dimeja. "Tunggu ya aku ambil mangkok dulu"

Ayra tersenyum dan mengangguk, perutnya menjadi tambah lapar ketika arya menuangkan baksonya dalam mangkok.

"Sabar sayang kamu paling banyak" Kekeh arya memberikan baksonya pada ayra.

"Aku tuh dah ga sabar a" Ucap ayra mengambil baksonya. "Sambelnya mana a?"

"Ga aku ambil masih pagi, ga boleh makan pedes" Ucap arya menggeleng.

"Yah masa ga pake sambel apa rasanya coba" Keluh ayra mempoutkan bibirnya.

"Yang pentingkan masih sama sama bakso" ucap arya.

"Udah ah aku dah ga mood a'a abisin aja sendiri" acuh ayra berdiri dan meninggalkan arya yang ternganga, bagaimana bisa dia menghabiskan ini semua?

"Masa iya gue abisin 2 mangkok? Mana yang ayra banyak banget lagi anjir" beo arya menatap kedua mangkok baksonya. Dia menghela nafas mau tak mau dia harus menghabiskannya bukan? Mumbazir, dia sulit menemukannya.

Ayra menggerutu dalam hati, bukankah arya tau bahwa dirinya suka pedas? Apa rasanya jika bakso tanpa sambal? Dia lebih baik memakan tempe ketimbang bakso tanpa sambal.

Ayra menyudahi mandinya dan segera memakai baju dasternya. Setelah selesai dia merias sedikit wajahnya dan berjalan kebalkon, menikmati udara dipagi hari bersama anak diperutnya.

"Hanya menunggu 3 bulan buat kalian hadir sayang" Bisik ayra mengusap pelan perutnya yang sudah membuncit.

"Ih kaget a" Kesal ayra memukul lengan arya yang melingkar diperutnya.

"Mau sarapan apa?" Tanya arya menatap ayra dari samping.

"Aku ga laper" Jawab ayra dengan pandangan lurus kedepan.

|| 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐧 || End ✔ Where stories live. Discover now