☀️Part 17☀️

1.3K 79 1
                                    

Ayra lebih dulu terbangun, dia mendongak menatap arya yang masih memejamkan matanya. Seketika dia mengingat kegiatannya semalam, ah dia sangat malu ketika arya yang melihat tubuhnya tanpa sehelai benangpun.

Ayra menyibak sedikit selimut yang mereka kenakan. Ayra membelalak ketika milik arya masih membenam dimiliknya. Dia melepasnya perlahan.

"I love you" ucap ayra mengecup perut arya sebelum dia turun.

"Awww" ayra meringis saat merasakan selangkangannya yang perih. Ternyata arya benar, ini sakit. Sebisa mungkin dia menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

"Baru jam 4" gumam ayra, mulai membereskan pakaiiannya yang berserakan lalu membawanya kemesin cuci.

"Siap siap dulu deh, biar ga ribet" beo ayra memakai bajunya. Setelah selesai dia berjalan menuju dapur dengan sangat hati hati karena selangkangannya yang masih sedikit perih.

"Apa ini yang bunda rasain setiap kali mau bikin sarapan? Bingung" ucap ayra yang bingung harus memasak apa, makanan kesukaan aryapun dia hanya sedikit tahu.

"Nasi goreng aja deh yang simple" ucap ayra mulai memasak sarapan yang selalu bunda masak ketika pagi.

Setelah selesai dengan masaknya, dia kembali menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya itu.

"Kak bangun kak" ucap ayra menepuk lengan arya.

"Kakak bangun" ucap ayra beralih mengusap pipi arya.

"Five minute ay" sahut arya memegang tangan ayra dan mengecupnya.

"Bangun kak, dah jam 04.50" ucap ayra. Arya membuka matanya menatap ayra yang tersenyum kearahnya.

"Morning sayang" ucap arya mengecup bibir ayra.

"Too" ucap ayra tersenyum. "Ayo bangun, siap siap sekolah, aku tunggu dibawah ya" ucap ayra berjalan keluar.

Arya tersenyum menatap ayra, akhirnya apa yang diinginkannya terwujud, gadis itu sudah menjadi miliknya seutuhnya sekarang. Oh sepertinya bukan lagi gadis.

Arya segera menuju kamar mandi, dan siap siap untuk kesekolahnya.

Ayra kembali kemar, dia membuka sprei dan menggantinya dengan yang baru, dia menyiapkan baju seragan arya dan menyiapkam semua kebutuhannya.

"Oke selesai" ucap ayra duduk disofa. Dia menghela nafas lelah, dirinya lega sekarang rumah sudah dalam keadaan rapi dan bersih, hanya tinggal dia mengganti baju saja.

Ceklek

Ayra menoleh saat arya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Tuh bajunya udah aku siapin ya, semuanya udah aku siapin" ucap ayra sebelum keluar kamar.

"Sampe disiapin semuanya" kekeh arya segera memakai seragamnya.

Setelah selesai sarapanpun mereka segera menuju sekolahnya.

Arya menghentikan mobilnya saat sudah sampai diparkiran sekolah.

"Perasaan tadi ga perih, kenapa perih lagi?" Batin ayra.

"Kenapa ay?" Tanya arya khawatir karena sedari tadi dia melihat ayra yang merintih pelan.

"Selangkangan aku perih kak" jawab ayra memegang selangkangannya. Arya terdiam, itu semua karena ulahnya bukan?

"Eh" ayra terkejut arya yang lebih dulu membuka pintu mobilnya dan menggendongnya brydal style dan menuju kelasnya.

"Maaf ya, semalam mainnya terlalu semangat" bisik arya.

"Iya, kak malu tau" cicit ayra saat sadar mereka menjadi pusat perhatian.

"Gapapa ga usah diliatin, anggap aja mereka serangga" ucap arya mulai memasuki kelas ayra.

|| 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐧 || End ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang