☀️Part 2☀️

2.6K 151 1
                                    

Semua murid langsung keluar ketika bel istirahat berbunyi. Ayra segera memasukkan buku bukunya.

"Ra kantin yuk" ajak dira yang baru saja duduk disamping ayra.

"Ngagetin" cibir ayra mengerucutkan bibirnya, membuat dira gemas.

"DIRA SITUKANG JABLAY YUHUUUU!" teriak seseorang yang baru saja datang.

"Mirror bangke! Kita ga ada bedanya" ucap dira menoyor sahabatnya.

"Oh ternyata udah punya temen baru, kenapa lo ga bilang nyet" ucap gadis itu langsung mendekati ayra, membuat ayra terkejut.

"Anjing lo! Ga usah ngegas kasian ayra" omel dira.

"Oh namanya ayra, kenalin gue Gita putri, panggil gita" ucap gita menjulurlan tangannya.

"Ayra" ucap ayra membalas uluran gita.

"Ayo kantin, nanti gue kasih makanan enak disini" ucap gita menarik tangan ayra keluar, dira ternganga ditempat mengapa jadi dia yang ditinggal.

"Lo mau apa?" Tanya gita.

"Apa aja yang enak" jawab ayra tersenyum, membuat penghuni kantin menatap ayra sepenuhnya, dan hal itu membuat ayra risih dengan duduknya. Dira yang mengertipun langsung berdiri.

"Dia temen gue! Berani nyentuh? Masa sekolah kalian yang jadi taruhannya!" ucap dira dengan lantang, membuat semuanya kembali pada aktifitasnya masing masing.

"Kamu serem" celetuk ayra.

"Gue bukan hantu, tenang aja, gini gini gue bae kok" ucap dira mengedipkan sebelah matanya.

"Nih ra gue beliin batagor spesial buat lo" ucap gita dengan membawa nampan berisi makanan mereka.

"Makasih" ucap mereka berdua lalu segera memakannya.

Ayra terheran karena tiba tiba suasana kantin menjadi seramai stadion bola.

"Mereka kenapa? Kerasukan?" Tanya ayra menatap para siswi yang histeris.

"Biasa noh" ucap dira menunjuk pintu kantin dengan dagunya. Ayrapun menoleh kebelakang dan disana terdapat 3 pria dengan pakaian tidak rapi(?), sepertinya dia tak asing dengan yang tengah.

"Mereka siapa?" Tanya ayra menatap gita dan dira.

"Kiri namanya kak Leonal putra, yang kanan namanya kak Yoga Ananda, yang tengah namanya kak Arya Kevinno Vedrick, pria tak tersentuh" jawab dira menunjuk mereka satu satu. Ayra hanya mengangguk menatap ketiga cowo itu hingga duduk dibanggunya.

☀️☀️☀️☀️☀️

Ayrapun segera menuju arah pulang. Hm mudah mudahan dirinya tak akan tersesat seperti tadi.

"Assalamualaikum" ucap ayra baru saja masuk kerumah.

"Waalaikumsalam" ucap wulan menghampiri putrinya. Ayra langsung saja memeluk wulan.

"Gimana hari pertamanya sayang?" Tanya wulan, ayra langsung mendongak dengan semangat.

"Seru bun, aku udah punya 2 temen di 1 kali perkenalan" jawab ayra bangga.

"Apa bunda bilang, kamu mudah berteman" ucap wulan. "Bersih bersih gih nanti bunda panggil makan malam"

"Siap bunda" ucap ayra berlari kecil kekamarnya. Wulan tersenyum, ingin sebesar apapun juga, ayra adalah ayra yang selalu kecil dimatanya.

Ayra menatap jam dindingnya. Ternyata lama juga dia duduk disini hanya untuk menghabiskan dengan pemikirannya.

"Kebiasan ayra kalau udah mikir lama, mening kalo mikirnya bener buat masa depan" monolognya lalu segera kebawah.

|| 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐧 || End ✔ Where stories live. Discover now