28. Ulang Tahun

149K 17K 1.6K
                                    

Queenzie memandang jengah pada makhluk yang mondar-mandir di depannya. Kenzo pun tidak berbeda jauh dengan Queenzie. Mereka berdua sedang telungkup di atas tempat tidur dengan mata bergerak kesana-kemari mengikuti sang objek utama.

“Ribet banget lo, Vin, kayak mau ketemu presiden aja!” ejek Kenzo. Dia kesal sendiri melihat Calvin yang sedari tadi mondar-mandir di depannya hanya dengan memakai boxer. Bahkan ada Queenzie juga disana, tapi Calvin seolah kehilangan rasa malunya. Yang dia rasakan sekarang hanyalah kebingungan.

“Lo seniat itu ya datang ke ulang tahunnya Safira sampai milih baju dari tadi gak selesai-selesai?”

Calvin berhenti mondar-mandir mendengar pertanyaan Queenzie. Dia menatap Queenzie dengan tatapan frustasi.

“Gue gak niat, Beb. Kalau bisa, sekalian aja gue gak dateng.”

“Tapi, kelakuan lo sekarang kayak cowok yang mau kencan sama artis hollywood. Ribet bener! Gue aja kalau kencan gak seribet ini,” sahut Kenzo.

Queenzie dan Kenzo yang sedari tadi hanya rebahan dan menonton saja rasanya capek, tapi Calvin sepertinya tidak ada capeknya mondar-mandir kesana-kemari tanpa baju. Cowok itu memang kebingungan mencari baju apa yang dia pakai untuk datang ke acara ulang tahun Safira nanti malam. Kelakuannya itu terlihat seperti cowok yang akan kencan untuk pertama kalinya padahal jumlah mantannya tidak beda jauh dengan Kenzo.

“Gue bingung, baju apa yang pas gue pakai ke ulang tahunnya si sapi.” Calvin mengacak rambutnya frustasi.

“Pakai kemeja sama jeans aja,” saran Queenzie.

“Nanti gue dikira niat datang ke acaranya, Beb.”

Queenzie menggaruk kepalanya bingung.

“Ya udah, lo pakai kaos singlet sama kolor aja!” Sekarang giliran Kenzo yang memberi saran. Dia gemas sendiri melihat Calvin yang bersikap berlebihan. Dia hanya akan datang ke acara ulang tahun yang habis tiup lilin, potong kue, makan, langsung pulang. Bukan menghadiri konferensi meja bundar yang membutuhkan setelan formal dan rapi.

Queenzie menahan tawanya. Dia sebenarnya juga gemas melihat Calvin yang dari duhur sampai asar belum selesai memilih baju. Perasaan Calvin tidak seribet ini saat akan kencan dengannya dulu.

“Ini acaranya di gedung, bukan di pantai.” Calvin melirik Kenzo kesal.

Kenzo mengacak rambutnya ikut kesal. “Dah lah! Urusin mantan lo tuh! Gue pusing lihatnya,” ucapnya pada Queenzie.

Queenzie bangun dari rebahannya. Dia menghampiri Calvin yang berdiri di depan lemari sedang memilih baju.

“Lo mau pakai baju yang kayak gimana sih, Vin? Biar gue yang cariin!” Queenzie menggeser tubuh Calvin dari depan lemari. Sekarang dia yang akan turun tangan. Calvin termasuk orang yang beruntung karena mantannya itu mau ikut menyiapkan bajunya untuk ke acara cewek lain.

“Yang biasa aja, Beb! Biar gue gak kelihatan kayak niat banget dateng ke ulang tahunnya. Nanti makin geer si sapi.”

“Lo udah beli kado?” tanya Queenzie sembari melihat-lihat baju Calvin untuk mengetahui baju mana yang akan cocok dipakai Calvin ke acara ulang tahunnya Safira.

“Udah. Tuh!” Calvin menunjuk dengan dagunya.

Queenzie menoleh mengikuti arah yang ditunjuk Calvin. Mulut Queenzie langsung terbuka lebar. Di atas sofa yang ditunjuk Calvin itu ada boneka kepala sapi yang sangat besar.

“Lo kenapa kado dia boneka sapi?” tanya Queenzie tidak habis pikir.

“Biar dia sadar kalau dia sapi,” jawab Calvin santai.

Hello, Mas Dosen! (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang