Empat Puluh

4.9K 392 8
                                    

happy reading

"Apa langsung aja nih kita labrak Pak Kepsek?" ujar Ray seperti siap tempur. Kini mereka sedang memperhatikan ruang kepala sekolah sejak istirahat tadi.

"Jangan bego." ucap Alin tak terkontrol. "Gini Ray, gue yakin Pak Kepsek bukan inti dalang ini. Maksud gue ada inti dalangnya gitu loh." jelasnya.

"Gue setuju. Karena kepala sekolah ini yang kedua itu artinya kepsek disini cuma budaknya si colegio." Mars menambahkan.

"Gimana kalo kita lemparin aja ke Elang? Dia kan bisa nyari seluk beluk Pak Gio?" usul Ray.

"Boleh, tapi-"

"Gak. Kita gausah ulur waktu lagi. Sekarang giliran ngambil resiko besar." Mars memotong ucapan Alin. "Kita harus bertindak sesuatu yang ngebuat colegio ini muncul."

...

"Lo tau ga sih siapa orang itu?"

"Orang itu siapa maksudnya?"

"Itu loh, kejadian alumni sini. Kak Ashila dia kan populer banget, masa ga kenal?"

"Kak Ashila? Bukannya dia pindah ya? Denger denger soh gitu."

"Ah, elo mah belum buka instagram!"

"Instagram mana?"

"Instagram sekolah. Cek deh, disana ada vidio Kak Ashila yang lagi sama cowo tapi kaya dipaksa gitu. Anehnya nih ya, kenapa vidio itu harus dipost diinstagram sekolah?"

Mars diam diam tersenyum bangga mendengar seruan seruan gosip heboh yang dia buat semalam bersama teman temannya. Dia melenggang senang melewati koridor bersama Alin.

"Mars, gue ko takut ketauan ya?" celetuk Alin.

Mars berdecak, agak hilang mood nya saat mendengar hal itu. "Telat kalo mau takut. Kita udah sejauh ini, jadi ga guna buat takut."

"Bener sih, kan ada Elang juga ya. Dia pasti bisa clear kita kalo ada apa apa."

"WADAP WADAP!!" gerombolan Rajawali datang dari arah berlawanan dengan Mars.

"Makin gancor ya bisikan tetangga!" ujar Hega tertawa renyah.

"Hush, dah ayo ke kantin. Kita-"

Bruk.

"A-ah maaf!"

Seorang lelaki berkacamata menubruk Elang yang sedang bicara. Laki laki itu terjatuh sedangkan Elang masih tertahan anak anak Rajawali.

Sena membungkuk untuk membantu merapikan berkas berkas yang laki laki itu jatuhkan. Tapi terdiam sebentar saat melihat sesuatu. Tanpa kata dan dengan rapih, dia mengambilnya tanpa sepengetahuan pemilik.

"Ma-makasih!" ucapnya pada Sena.

Sekilah Sena melihat name tag anak itu. Akbar. Hm logo kelasnya sih jurusan IPA seangkatan.

"Napa Sen? Bengong aje?" tanya Angkasa menepuk pundak Sena.

"Gak. Gue duluan." dia melenggang pergi menuju kelasnya.

"Paan sih sok geje budak teh."

"Sia nu geje!"

"Mars gue mau ke kelas aja, lo kalo meu kenantin sana." ujar Alin ditengah kebisingan.

"Gue anter."

"Gak usah, gue juga ga macem macem."

Mars mendelik, lalu mengangguk pasrah. Dia memperhatikan Alin sampai belok kr koridor anak IPA.

MARS | Ketua Geng [TAMAT]Where stories live. Discover now