MARS | Ketua Geng [TAMAT]

enam belas

bismilah, happy reading!

Mars : rumah lo dimana babi

Alin : ketemu didepan blok gue aja

Mars menunggu sesuai kata Alin. Tak lama Alin datang memakai hoodie pink.

"Langsung nih?"

"Iya."

Mars dan Alin pergi menuju Warsa, setelah sampai keduanya masuk dan langsung duduk seperti biasa.

Hening, Virgo, Mars maupun Alin saling diam canggung.

"Em..."

"It's okay Lin. Kayanya Mars terlalu kasar sama lo. Kesalahan ini ga bisa dilimpahin ke elo semua. Kita juga disini posisinya salah ko Lin." ujar Virgo membuat Alin yang tadinya merunduk jadi mendongkak.

"Bang.."

"Minta maaf lah Mars kalo lo juga ngerasa gitu. Lo mau ni cewe mendadak depresi?" tanya Virgo.

Alin tersenyum simpul, "Gausah bang lagian gue gapapa ko. Gue juga nyadar ko, gue salah. Sorry ya."

Mars berdehem, "Gue panggil beberapa orang yang mungkin bakal ngebantu banyak." lalu dia beranjak keluar.

"Dia mah gitu Lin, gengsi. Padahal semalem udah kaya orang gila. Katanya liat lo nangis gitu jadi kasian." jelas Virgo membuat Alin terkekeh.

"Dih, masa."

"Serius, jadi lo gausah canggung ya."

"Siap bang jago."

"Jangan panggil gue gitu. Itu mah julukan Mars." kata Virgo. Alin menutup mulutnya, "Ups."

Tak lama dari itu datang Garuda, Benua, Elang, Ray, dan Sena datang lalu duduk.

"Bang Maga, Hega ga gue panggil. Biar dia yang handle Rajawali sementara gue kelarin masalah ini dulu." jelas Mars.

"Oke, kita mulai bahas dari mana ini?" tanya Virgo.

"Dari awal lah." ujar Mars.

Alin melepaskam tas kecil yang digendongnya, "Ekhem. Kemarin lusa kan gue cerita kalo Ogy ngerasa ada yang janggal waktu kecelakaan Kak Ashila. Nah itu tuh gara gara ini..."

Alin menyimpan secarik kertas dimeja.

"Paan nih?" heran Ray.

"Tulisan apanjing?" tanya Elang.

"Lah gue gatau tu surat tentang apa. Cuman hurufnya gue ngerasa kaya familiar gitu."

"Itu aksara sunda." ujar Sena.

"Naon artina?"

"Wah iya?"