tiga satu

4.9K 405 9
                                    

happy reading

Laskar dan Marteen pergi membawa Alin menuju mobilnya terparkir. Tiba tiba kaca mobil Laskar ditembak, karena kaget Alin menjerit.

"Sial!" umpat Marteen.

Laskar menghadang Alin dari belakang, dan Marteen dari depan. Tiba tiba orang berseragam hitam datang dengan jumlah cukup banyak.

"Kita ga bakal bisa lawan ini semua Marteen." ujar Laskar melihat lawannya yang tak sebanding.

"Satu satu nya jalan, kita harus masuk mobil buat kabur." mata tajam Marteen dengan gesit melirik kanan kiri, takut ada yang menyakiti Alin.

"Lo bisa berapa detik ke mobil?"

Marteen diam sejenak, "Lima."

"Oke, gue gendongan Alin. Lo lari aja. Gue bisa tiga detik." ujar Laskar.

"Satu,"

"Dua,"

"Lari."

Laskar langsung menggendong Alin dan berlari menuju mobilnya. Begitupun dengan Marteen, yang membawa tas berisi pistolnya itu.

Bertepatan saat mereka berlari, suara tembakan terdengar. Alin menundukkan kepalanya.

Saat akan memasuki mobil, Alin melihat ada yang mengarahkan pistol padanya.

Dor

Meleset. Tembakan itu malah mengenai pohon.

Marteen buru buru membelokkan mobilnya, dan orang orang itu pun berlari hendak mengejar sebagian.

Mobil Marteen dikejar oleh salah seorang tadi. "Pegangan," pesan Marteen.

Jangan tanyakan mereka berhasil lolos apa tidak. Karena tentu saja Marteen berhasil kabur. Dia pengemudi lebih cepat dari Mars.
Marteen melirik dari kaca untuk mengetahui apakah orang itu masih mengejar apa tidak.

"Lo ga papa?" tanya Marteen, dia sudah memperlambat laju mobilnya.

"Gue ga papa." jawab Laskar membuat Marteen berdecak.

"Lain sia anjing." sebal Marteen. "Alin, lo gapapa?" tanyanya kini lebih jelas.

"Hn?" Alin menatapnya, gelagap. "T-tadi i-itu...."

"Pertama kali denger tembakan?" tebak Marteen yang sesuai sasaran. Tapi Alin hanya diam sambil melirik kejendela.

"Alin.. dengarkan saya." Laskar angkat bicara. Alin menatapnya.

"Pak polisi.... Alin.. Alin takut..." Alin memeluk tas nya sambil menunduk. Dia terisak pelan.

Laskar menghela nafasnya, dia mengusap kepala Alin pelan. "Alin.. tenang. Sekarang kamu aman."

"Di-dia siapa Pa Polisi?" tanya Alin menunjuk Marteen.

"Marteen. Teman sekolah saya dulu. Dia juga temannya Mars. Apa kamu tidak kenal?"

MARS | Ketua Geng [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang