68. Craving (2)

528 70 82
                                    

Kisah mengidam seungsik masih belum selesai, bahkan hari ini lebih parah dari kemarin-kemarin. Seungwoo bahkan sampai bingung harus bagaimana. Jika makanan atau minuman yang diinginkan seungsik, walaupun tengah malam sekalipun, pasti seungwoo akan berusaha mengikutinya.

Tapi kali ini, ngidam seungsik benar-benar membuat seungwoo pusing. Sejak dua hari lalu, seungsik tidak mau berdekatan dengan seungwoo. Seungsik bilang entah kenapa kalau melihat seungwoo dia merasakan pusing, dan mual yang luar biasa. Bahkan malam ini seungsik merengek ingin pulang kerumah bunda kang bersama junho, sedangkan seungwoo tidak boleh ikut.

Tok... Tok...

"Sayang, ayo dong buka pintunya."

"Gamau woo, aku gamau liat kamu."
Ucap seungsik sedikit berteriak, karna dia berada didalam kamar bersama junho. Sedangkan seungwoo diluar kamar, bahkan pintupun dikunci oleh seungsik.

"Sayang, jangan gini aku mohon."

"Bukan aku woo, anak kamu yang gamau ngeliat papanya. Pokoknya aku gamau buka, kepala aku pusing kalo ngeliat kamu."
Jawab seungsik sambil mengelus kepala junho yang tiduran dipahanya.

Seungwoo mengusap wajahnya frustasi, kehamilan seungsik kali ini benar-benar luar biasa.

Ting... Tong...

Seungwoo yang mendengar bel rumahnya berbunyi langsung bergegas kedepan, dia tau siapa yang datang malam-malam begini.

Ceklek...

Seungwoo membuka pintu rumahnya, dan terlihat chan yang sudah berdiri didepan.

"Mana seungsik woo?."
Tanya chan, sambil berjalan kedalam bersama seungwoo.

"Dikamar. Dia gamau liat gue, makanya gue dikunciin pintu."

"Hahaha.. Sabar woo sabar, inget itu anak lu yang minta. Lagian kan kemaren lu yang ngebet pengen ngasih adik buat juno."

"Gue rela kalo seungsik nyiksa gue tengah malem buat nyari makanan atau apalah. Tapi kalo ngidamnya kayak gini, ya kali gue rela. Dua hari gue dikunciin pintu, dan tidur disofa. Dan sekarang malahan dia mau pulang kerumah bunda."
Jawab seungwoo dengan wajah yang benar-benar frustasi.

"Lu pas bikin gak berdoa dulu kali, makanya anak lu jadi begitu."

"Sembarangan. Gue tuh tiap mau proses bikin pasti berdoa dulu. Supaya seungsik gak nolak, dan supaya sekali bikin langsung jadi."

"Hahaa. Yaudah woo, anggep aja lu lagi dikerjain sama anak lu. Siapa tau nanti pas lahir gak ngerjain papanya. Tapi liat anak pertama lu aja modelan juno, pasti adiknya juga gak jauh beda sama abangnya."
Ucap chan. Sebenarnya chan sudah ingin tertawa kencang, tapi takut nanti dia kena karma kalo subin hamil. Makanya dia tahan-tahan supaya gak ngetawain seungwoo.

"Gue keseungsik deh, kasian nanti kalo kemaleman."
Lanjut chan.

"Heem."
Jawab seungwoo sambil menganggukan kepalanya.

Chan sampai didepan kamar seungwoo dan seungsik, ketika menyentuh knop pintu, benar saja pintu itu terkunci. Jujur, chan sejak tadi sudah ingin tertawa. Pasti seungwoo sangat tersiksa jika seperti ini, terlebih dia sangat bucin dengan seungsik.

"Tahan chan tahan... Karma itu ada, jangan sampe lu kena."
Gumam chan sambil menahan tawa.

Tok... Tok...

"Sik, ini aku. Katanya mau kerumah bunda."
Ucap chan sambil mengetuk pintu.

"Ada seungwoo gak disitu?."

Forever With You || ♡Complete ☑ ♡حيث تعيش القصص. اكتشف الآن