When I Say Your Eyes is Beautiful, is Not A Lie: Kid x Reader

1.4K 99 16
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. [name] menunggu di kursinya, menatap teman-temannya yang bersorak, mengambil tas mereka masing-masing dan mulai beranjak meninggalkan kelas. Beberapa murid perempuan berkumpul, sedang mendiskusikan sesuatu tentang pergi ke suatu tempat. Beberapa murid laki-laki melakukan hal serupa, ada juga yang sedang mendiskusikan kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan sepulang sekolah.

Itu hal yang normal dilakukan oleh murid SMA. Tapi, tidak dengan [name]. Dia merasa tidak normal karena tidak melakukan hal semacam itu, bukan karena tidak ingin, tapi karena tidak bisa. Tidak ada yang ingin berteman dengannya. Tidak ada yang berani mendekatinya, karena dia berbeda. Bukan, dia bukannya mengalami cacat fisik atau apa. Fisiknya sempurna untuk ukuran seorang gadis SMA, dengan tubuh semampai, rambut [h/c] yang tergerai indah, dan wajah yang cantik. Tidak ada masalah dengan nilai akademiknya, bisa dibilang dia adalah salah satu murid terpintar di angkatannya.

Tapi, mereka menjauhinya karena takut padanya. Siapapun yang melihatnya, akan merasa dirinya menyeramkan, bukan karena ekspresi wajahnya yang selalu datar, melainkan pada tatapan matanya yang kosong seperti ikan mati, dan berwarna kelabu musim dingin yang kelam.

Karena itulah [name] menutup matanya dengan poni, dan selalu menunduk jika ada yang mengajaknya bicara. Mencoba membuat mereka tidak takut padanya. Meski dia terlihat aneh dengan penampilan itu, ternyata bukan hanya dirinya sendiri yang bersikap demikian. Seorang teman sekelasnya, Killer, juga menutup matanya dengan poni pirangnya yang indah—namun, jika dibuka, matanya berwarna indah, biru safir yang menghanyutkan. Siapa yang akan merasa takut jika melihat warna mata seindah itu?

Tidak terasa sudah lima belas menit berlalu sejak bel pulang berbunyi. Kelas sudah kosong, hanya menyisakan sebuah tas tanpa pemilik—ada, tapi pemiliknya pergi entah kemana—di pojok kelas. [name] tidak ambil pusing. Dia masih menunggu beberapa saat lagi hingga sekolah benar-benar sepi, baru pulang. Untuk mengisi waktu, dia membaca sebuah novel. Sebelumnya dia menjepit poninya ke atas agar matanya bisa leluasa membaca. Tidak ada siapapun di sekitarnya saat ini, jadi dia bisa bebas melakukannya.

Setelah beberapa menit terlewati dalam keheningan, pintu kelas tiba-tiba terbuka dengan kasar. Seorang pemuda berdiri disana, napasnya terengah, tangannya mencengkeram kusen pintu dengan kuat. [name] terkejut karena hal itu, begitupun dengan si pemuda yang kini balas menatapnya balik. Antara terkejut karena masih ada orang di kelas pada saat jam pulang sekolah, atau—melihat mata gadis itu.

Cepat-cepat [name] melepas jepitannya begitu tersadar, jantungnya berdegup tidak karuan. Kemudian pura-pura membaca bukunya untuk mengalihkan perhatian.

Pemuda itu—kalau tidak salah, namanya Eustass Kid—setelah sempat terkejut beberapa saat, berhasil mengendalikan diri dan berjalan masuk menuju pojok, mengambil satu-satunya tas yang tersisa. Kemudian dia meraih ponselnya, menekan beberapa tombol dan mulai menelepon seseorang.

Halo. Hei, Kid, kau sudah selesai? Bagaimana hasilnya?”

“Jangan ingatkan aku soal itu! Dasar sialan, soal remedial ini bahkan lebih susah dari soal ujian kemarin!”Kid mulai mengumpat, tidak peduli ada orang lain yang memperhatikannya, terganggu karena tindakannya. “Kalian ada dimana?”

Di game center. Kami berencana makan yakiniku setelah ini. Cepat datang kemari, Kid—Bonney dan Luffy akan menghabiskan semua dagingnya~”

“Sial! Tunggu aku!”Kid memasukkan barang-barangnya dengan tergesa-gesa, ponsel terjepit di antara telinga dan bahunya. “Kau dengar aku, Killer?! Tunggu aku di game center. Jangan kemana-mana sebelum aku datang!”

Tidak janji~”

“Hei!”

Pergerakannya yang asal-asalan itu menyebabkan botol minum terjatuh dari tasnya dan menggelinding ke arah [name]. [name] yang menyadari ada benda menggelinding ke arahnya, memungut botol minum itu sementara Kid terus mengumpat, menutup tasnya dengan cepat dan menghampiri [name].

One Piece Short Story CollectionWhere stories live. Discover now