01. Kecelakaan

180 41 14
                                    

Suatu pagi dua orang gadis terburu-buru di jalan trotoar karena telat untuk ke kampusnya. Apalagi sekarang hari terakhir OSPEK. Bisa-bisa mereka terkena hukuman oleh para panitia OSPEK yang menurut mereka sangat galak. Mereka sudah membayangkan hukuman apa yang akan diberikan oleh para panitia itu.

"Duh, kita udah kesiangan, nih," kata Shafa khawatir sambil berjalan di trotoar. Kebetulan tidak ada angkutan umum lewat, jadi terpaksa harus lari.

"Kamu pake telat bangun, sih," gerutu Keisya karena memang benar Shafa lah yang membuat kejadian ini terjadi. Namun, langkah mereka terhenti saat banyak gerombolan orang di depan sana.

"Itu apaan, ya?" tanya Keisya sambil memicingkan matanya.

"Ntahlah, udah ayo samperin," putus Shafa cepat daripada penasaran. Tak butuh berapa menit mereka sudah sampai dikerumunan itu dan masuk membelah kerumunan orang di sana.

'Siapa dia?' gumam Shafa dalam hati setelah mendapati seorang laki-laki yang tergeletak di samping motor sportnya.

"Fa, kasian banget."

"Coba kamu bangunin," pinta Keisya. Anehnya kenapa semua orang hanya mengerumuninya tanpa ada niat menolong. Apakah tidak ada rasa iba?

"Pak, bisa panggilin taksi? Biar bisa dibawa ke rumah sakit terdekat," tanya Shafa pada salah satu orang di sana. Ketika Shafa hendak berdiri, sebuah tangan menarik bajunya. Gadis itu menoleh dan ternyata pemuda tersebut sudah setengah sadar. Akhirnya Shafa kembali berjongkok di sampingnya.

"Gak perlu ke rumah sakit, gue nggak papa, kok. Cuma sedikit pusing aja," katanya dengan suara parau.

Shafa sudah hampir lupa dia sudah sangat telat, ditambah dia masih berada di jalan. Mendengar ucapan lelaki tadi, Shafa sedikit lega hingga bisa pasrah untuk meninggalkannya.

"Ya udah, kalo gitu aku pergi dulu."

"Loh, ini gimana, Fa?" tanya Keisya.

"Emm ... Pak, Bu, saya titip orang ini, ya. Tolong ditangani karena saya buru-buru," titah Shafa pada kerumunan orang di sana. Mau tidak mau Shafa harus meninggalkan orang itu karena acaranya lebih sedikit penting. Namun, jika seandainya orang itu tadi tidak sadar, pasti Shafa tidak akan meninggalkannya.

"Ya udah, ayo, Kei." Shafa menarik tangan Keisya dan keluar dari gerombolan itu, sedangkan Keisya hanya menurut saja pada ajakan sahabatnya.


Bersambung ...

__________________

See you❤

Hai ... yang udah kenal cerita ini pasti tahu, aku publish lagi dengan tulisan yang lebih fresh dan ada beberapa kata yang direvisi. Stay tune, besok ketemu lagiii!

Vote dan komen.
Follow @aini0902

Bondowoso, 05 April 2022

My Rafka [End]Where stories live. Discover now