42

1.9K 507 107
                                    

Sylvia menatap Hyunjin dengan raut wajah serius.

"Om, barusan ngelamar gue?" tanya Sylvia dengan nada pelan, agar tidak dapat didengar pengunjung kafe yang lain.

Hyunjin mengerjapkan mata, kemudian mengangguk.

"Mendadak, ya? G-gak romantis," gumam Hyunjin sembari mengusap tengkuknya.

Sylvia terdiam, ia tiba-tiba malah mengingat Christ yang juga pernah mengatakan hal sama beberapa bulan lalu.

"Kita bahkan belum bener-bener baikan," ucap Sylvia.

Hyunjin menundukkan kepalanya, kemudian mengangguk-angguk.

"Iya, maaf," gumam Hyunjin.

"Enggak, Om gak salah karena itu," kata Sylvia sembari tersenyum.

"Gue cuman belum siap."

•••

Christ tersedak saat baru saja mendengar pembukaan cerita Sylvia. Gadis itu pun dengan terburu-buru langsung menyodorkan botol berisi air mineral padanya.

Sebelum merespon cerita Sylvia, Christ harus meneguk air terlebih dahulu.

Begitu selesai, ia menatap Sylvia dengan mata melotot.

"Apa Lo bilang? Hyunjin gak mati?" seru Christ.

Sylvia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, ia kemudian mengedarkan pandangannya sejenak, untuk memastikan tidak ada yang mendengar obrolan mereka.

"Lo jangan emosi gue dulu, biar gue ceritain kronologinya dari awal sampe akhir. Sambil dilanjut makannya," tutur Sylvia.

Christ terdiam sejenak, kemudian baru mengambil sendoknya kembali, dan melanjutkan aktifitas makannya yang sempat tertunda.

Sembari makan, ia mendengarkan cerita Sylvia tentang Hyunjin yang rupanya masih hidup. Jujur saja, sekalipun Hyunjin punya alasan, ia tetap merasa geram dan marah. Apa lagi mengingat bagaimana sedih serta down- nya Sylvia saat Hyunjin dikabarkan meninggal.

Sebelum masuk penjara, ia beberapa kali berkunjung ke rumah Sylvia hanya untuk membujuknya makan. Bahkan tidak bisa tidur kalau tidak ia telfon, karena ia selalu terbayang Hyunjin kala itu ketika hendak tidur. Jadi untuk melupakannya, Christ harus terus mengajaknya mengobrol, sampai ia terlelap.

"Terus Lo maafin dia?" tanya Christ.

"Gue gak bisa bilang dia salah, dia juga terpaksa ngelakuin itu," ucap Sylvia, "Perasaan gue ada di antara seneng dan kecewa. Seneng karena dia ternyata masih hidup, tapi kecewa karena udah dibohongin. Jujur, gue jadi bingung banget, nyikapinnya harus gimana. Kalau kata bapak gue, ya terima aja semua yang terjadi,"

"Yah, gue udah terima. Tapi... gimana, ya? Ahh, bingung. Kalau misalnya gue jadian atau bahkan nikah sama om Hyunjin, gue udah pasti gak akan bisa lupa kebohongan besar yang dia lakuin,"

"Perasaan Lo sendiri ke Hyunjin gimana? Masih sama kayak dulu, atau malah jadi memudar setelah kejadian ini?" tanya Christ lagi.

Sylvia menggelengkan kepalanya.

"Gak tau, gue gak tau. Dia udah banyak berjasa buat gue, tapi gimana ya...,"

"Dia berjasa karena nganggep Lo cantik? Gue juga selalu bilang Lo cantik kok,"

"Enggak gitu...,"

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now