31

2K 559 118
                                    

Sylvia baru saja selesai menggunakan skincare, kemudian ia berbaring di kasur sembari mengambil ponselnya. Ada panggilan video call dari Hyunjin masuk, membuatnya mengernyit heran, namun tetap mengangkatnya.

Tapi ia langsung menutup setengah wajahnya menggunakan selimut.

"Yah, kenapa ditutup?" protes Hyunjin.

"Lagi jelek banget, habis skincare-an jadi agak berminyak mukanya. Om belum tidur?"

"Iya, gak bisa, badan kerasa sakit semua,"

"Dari klinik gak dikasih obat sama sekali?"

"Enggak, dokternya gak berani ngasih, gue harus cek dulu ke rumah sakit,"

"Ahh, gitu yaa...,"

"Malem ini jangan panggil om dong, manggil kayak pas ada ibu Lo,"

"Mas?"

"Heumm...,"

"Udah gak masalah dipanggil mas?"

"Enggak...,"

"Ya udah, gue panggilnya itu sekarang. Jangan panggil gue tante juga,"

"Iya, enggak,"

Mereka kemudian saling terdiam sejenak, sembari bertatapan.

"Sebenernya gue gak dibegal," celetuk Hyunjin, yang membuat Sylvia mengernyit.

"Jadi kenapa?"

"Dulu gue pernah lagi bikin kericuhan di jalan raya sama temen-temen geng motor gue. Terus polisi dateng, gue yang paling belakangan kaburnya, karena ada masalah sama motor gue, tapi untungnya ada yang nyelametin gue. Dia ngalihin perhatian polisi, sampe motor gue bisa jalan. Tapi pas dia mau kabur, udah gak sempet, dia akhirnya ketangkep, dan dipenjara. Dia sekarang udah keluar dari penjara, terus dia denger kabar gue udah keluar dari geng, jadi dia dendam ke gue. Tadi sore pas gue pulang dari kantor, gue dihadang dan diserang tiba-tiba. Yah, jadi yang ngejar gue sekarang gak cuman Christ, tapi orang itu juga, namanya Ezra," celoteh Hyunjin.

Sylvia terdiam, dengan mata memerah dan berkaca tanpa ia sadari. Ia membayangkan rasa sakit fisik yang Hyunjin tanggung, juga rasa cemas, khawatir dan takut yang menghantuinya.

"Apa gara-gara itu juga Mas gak bisa tidur?"

"Heumm, gue takut. Gue pengen Lo nemenin gue,"

"Gue di sini kok,"

"Maunya beneran di sebelah gue,"

"Enggak ah, nanti kayak kemaren,"

Hyunjin terkekeh kecil, "Sorry...,"

"Besok ke rumah sakit ya? Jangan nolak,"

"Iya, enggak nolak kok,"

"Jangan kemaleman tidurnya, gue temenin sampe tidur,"

"He'em," Hyunjin merubah posisinya jadi menyamping kemudian memejamkan matanya.

"Bilang sesuatu dong, buat pengantar tidur,"

"Bilang apaan?"

"Apaan gitu...,"

Sylvia terdiam sejenak, sembari menatap wajah Hyunjin.

"Mas itu ganteng," ucap Sylvia, sembari tersenyum simpul untuk menahan tawa, Hyunjin sendiri memasang ekspresi yang sama.

"Baik lagi, royal banget. Tapi gak pernah ngasih secara cuma-cuma juga, jadi gue gak ngerasa bersalah. Gue seneng waktu Mas minta jasa gambar gue, padahal awalnya gue mau gambarin Mas secara gratis. Ngasih semangat ke gue, dan berusaha ngasih kepercayaan diri ke gue, meskipun... masih susah buat tumbuhnya. Mas itu sempurna menurut gue, meskipun menurut Mas sendiri, mungkin enggak, karena masa lalu Mas. Tapi menurut gue, seseorang yang mau berubah, dan berusaha keluar dari dunia kelamnya, lebih sempurna dari pada orang yang gak pernah bikin kesalahan sama sekali," papar Sylvia.

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now