22

2K 568 60
                                    

Sylvia lekas turun dari motor, setelah mereka tiba di rumah. Ia kemudian melepas helmnya, dan langsung hendak pulang ke rumahnya. Namun baru jalan beberapa langkah, Hyunjin yang masih berada di atas motor meraih sebelah tangannya, dan menariknya agar ia kembali mendekat ke motor.

"Apa?" tanya Sylvia ketus.

Hyunjin terlebih dahulu melepas helmnya, sehingga rambut pirang panjangnya berantakan dan menutupi sebagian wajahnya. Ia kemudian menariknya ke belakang, dan menatap Sylvia yang berdiri di depannya.

"Gue ada salah?"

Sylvia mengernyit mendengar pertanyaan Hyunjin.

"Enggak," ucap Sylvia.

Hyunjin mencondongkan sedikit tubuhnya, hingga wajahnya sejajar dan berdekatan dengan Sylvia.

"Yang bener? Lo emang bilang ngantuk, tapi ya kali gue gak peka kalau Lo lagi kesel," kata Hyunjin.

Sylvia terdiam, mana mungkin ia jujur apa penyebab ia kesal.

"Ya udah kalau Lo gak mau bilang kesel kenapa, besok semoga mood Lo udah membaik," Hyunjin tersenyum pada Sylvia, lalu merengkuh gadis itu.

Sylvia tentu terkejut, tapi hanya diam saja. Karena Hyunjin masih duduk di motor, wajah Hyunjin jadi sejajar dengan bahu Sylvia. Ia pun bisa menyandarkan sebelah pipinya di bahu Sylvia.

Untuk sesaat, Sylvia enggan membalas pelukan Hyunjin, tapi akhirnya ia membalas pelukan Hyunjin, sembari meletakan dagunya di bahu Hyunjin.

•••

Sylvia melempar bantal serta guling ke dinding, kemudian memukulnya.

'Kalau cuman nganggep adek, ngapain meluk, woy?! Emangnya lagi ikutan challenge meluk adek!' teriak Sylvia di dalam hati.

"Akh! Sebel!" Sylvia menghempaskan tubuhnya di kasur, kemudian memeluk bantalnya.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi, dengan malas ia mengambilnya dari saku celana. Awalnya eksresinya biasa saja, tapi begitu membaca isi pesan yang masuk, mata Sylvia seketika membelalak.

Woy, ini Christ, gak lupa kan Lo?

Tangan Sylvia seketika gemetaran, ia beranjak duduk, lalu menekan foto profilnya. Christ foto selfienya yang canggung sebagai foto profil.

'Aduh, gimana ini, matilah guee... harusnya gue gak pernah main nyautin omongan orang, begini kan jadinya, huhuhu, otokehhh?'

Sylvia menarik napas dalam terlebih dahulu, lalu menghembuskannya, sebelum mengetik pesan jawaban.

Iya, inget kok, mana mungkin lupa,

'Iya, mana mungkin lupa, sama orang yang kulitnya pucet, lengan gede, dan banyak baretan luka,'

Sylvia pun kemudian menamai kontaknya.

From: Christ (ketua geng motor serem)
Baguslah kalau masih inget,

To: Christ (ketua geng motor serem)
Hehe iya, ada apa nih ngehubungin malem-malem?

From: Christ (ketua geng motor serem)
Besok bisa ke rumah sakit centra?

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now