18

2.1K 581 98
                                    

Mereka tiba di toko craft untuk mencari bingkai foto.

Sylvia berdiri di samping Hyunjin begitu turun dari motor. Hyunjin yang masih berada di atas motor, mengulurkan kedua tangannya ke arah Sylvia, untuk membukakan kaitan helm yang dikenakan gadis itu.

Iya, Sylvia tidak bisa membuka pengait helm. Bukan berarti ia tidak bisa membuka semua pengait helm, tapi ia hanya tidak bisa membuka pengait helm yang dipinjamkan Hyunjin padanya ini.

Kaitannya aneh dan sudah berkarat.

Setelah Hyunjin turun dari motor, mereka bergegas masuk ke toko craft.

Banyak bingkai foto dan pernak-pernik lucu yang menarik perhatian. Keduanya secara tak sadar terpisah, Hyunjin ke jajaran bingkai foto, sementara Sylvia melihat-lihat alat lukis, seperti cat dan kuas.

"Syl, gambarnya cocoknya pake frame yang mana?" tanya Hyunjin.

Namun tidak ada jawaban. Hyunjin menoleh ke sebelahnya, dan tidak mendapati keberadaan Sylvia.

"Ck, kemana tuh bocah?" gumam Hyunjin, kemudian bergegas pergi mencarinya.

Ia pergi ke tempat di mana peralatan gambar berada, tebakannya ia ada di sana. Dan benar saja, setibanya di sana ia melihat gadis itu, tapi ia tidak sendirian, ia tampak berbicara dengan seseorang, yang sontak membuat Hyunjin melebarkan mata, dan bersembunyi di balik rak-rak barang.

"Kalau gambar bisa ngilangin stress, Pak," suara Sylvia terdengar, meskipun samar, Hyunjin masih bisa menangkap apa yang dibicarakan.

Seseorang yang sedang mengobrol dengan Sylvia itu, meraih salah satu cat, kemudian hanya menatapnya.

"Jangan panggil gue pak,"

"Tapi bapak, kayak bapak-bapak,"

Hyunjin menepuk keningnya. Ia sebenarnya ingin langsung menghampiri Sylvia dan menariknya pergi, tapi itu bukan langkah yang tepat. Ia jadi hanya bisa memantau dari jauh.

"Masak gue kayak bapak-bapak?"

"Auranya sih Pak,"

"Jangan dibiasain, manggil orang sembarangan,"

"Iya maaf Pak, eh Mas. Kalau dipanggil mas, gak masalah?"

"Gue Christ, panggil gue Christ aja, gak usah pake embel-embel gak jelas,"

"Itu jelas, mas kan artinya kakak, dalam bahasa Jawa,"

"Ya, bodo amat,"

Sylvia terdengar berdecak, membuat Hyunjin mengaduh di dalam hatinya.

Iya, yang sedari tadi mengobrol dengan Sylvia, adalah Christ. Tentu saja jantung Hyunjin rasanya mau copot saat melihatnya, ia sangat terkejut sekaligus takut. Bagaimana bisa Christ ada di tempat seperti ini? Bahkan berinteraksi dengan Sylvia.

Sepertinya saat tragedi ia dicegat bersama Renjun di jalan, Sylvia tidak melihat sosok Christ.

"Bantuin gue cari cat yang bagus sekarang," ucap Christ.

"Dih, baru juga kenal, udahlah gak ramah, main nyuruh-nyuruh lagi seenaknya. Benerin tuh tingkahnya," tutur Sylvia blak-blakan.

Christ menatap Sylvia tajam.

"Lo mau tau siapa gue?" tanya Christ.

"Udah tau, kan tadi Lo udah ngenalin diri," balas Sylvia.

Christ mendengus. Ia ingin memberitahu identitasnya, tapi nanti gadis ini takut padanya, dan akhirnya lebih tidak mau membantunya. Parahnya, bisa saja ia melaporkan dirinya ke polisi, karena sepertinya gadis ini bukan tipe yang mudah diancam.

Perfect | Hhj ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن